MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Minggu, 17 Juli 2016

River Tubing di Santirah

Lebaran! Budaya di hari Lebaran selain silaturahmi dengan keluarga yaitu jalan-jalan. Hampir semua tempat wisata di Indonesia penuh seketika, baik wisata dengan budget kelas atas sampai kelas menengah.  Kali ini aku mau posting nge-trip bareng keluarga. Ga kalah seru kok daripada nge-trip sendiri atau sama teman-teman. Beneran!

Pangandaran. Destinasi yang kita tuju. Siapa sih yang gak tau? Daerah asal Menteri Kelautan kita sekarang. Menurut cerita warga asli sana, semenjak Pangandaran memisahkan diri alias menjadi kabupaten sendiri, wisata di daerah sana meningkat pesat. Otomatis membantu perekonomian warga disana. Salah satu nya yaitu SANTIRAH Water Tubing yang terletak di Desa Selasari, Kecamatan Parigi. Santirah diambil dari nama sungai itu sendiri. Letak Santirah berada setelah Citumang (Green Valley) yang merupakan salah satu wisata body rafting di Pangandaran yang sudah lebih dahulu terkenal. Sedangkan Santirah baru mula dijadikan objek wisata sekitar tahun 2014. Berbeda pula dengan Green Canyon yang merupakan muara di Batu Karas, Santirah menawarkan tubing yang lebih menantang. Ahey bukan kamu aja ternyata yang buat aku merasa tertantang :p

Akses menuju kesana cukup mudah tapi gak mulus kaya kehidupan. Jalan yang naik turun, beraspal dan sedikit rusak disana sini. 30 menit adalah waktu yang ditempuh dari Pantai Pangandaran menggunakan mobil. Sepanjang perjalanan akan disuguhi hamparan sawah yang luas di kanan dan kiri jalan. Petunjuk arah menuju sana masih minim, jadi sangat dianjurkan menggunakan aplikasi google map atau banyak nanya ke orang yang ada disana. Setelah melewati sawah nan luas, mulai masuk ke rumah-rumah warga. Sungguh seperti sebuah desa pada umumnya, namun cukup terlihat asri dan pas banget untuk menghilangkan penat sesaat. Jangan kaget jika banyak pungutan liar atau plang pungli selama perjalanan. Total ada 4 plang yang saya lewati. Barulah di plang ketiga aku membayar karcis sebesar Rp 3.000,- dan di plang keempat sebesar Rp 2.000,- Sedikit saran, bayarlah uang pada mereka yang menggunakan seragam. Uang insyaallah jelas akan dipake untuk apa :)

Selfie, cekrek!

Hamparan sawah yang luas di perjalanan menuju Santirah

Sampai lah saya di Santirah River Tubing. Aliran sungai mulai terdengar. Sedikit ragu mengenai suara arusnya, karena semalaman di Pangandaran hujan deras. Namun guide disana mengatakan masih aman. Disana aku tidak melihat loket khusus untuk membeli tiket. Mungkin karena Santirnah ini masih dikelola oleh Karang Taruna alias para pemuda setempat. Benar benar masih sangat serba original. Rp 125.000,-/orang setelah hasil tawar menawar dan sudah termasuk makan siang. Pilihannya ada ayam bakar atau ikan bakar. Service yang cukup baik bagi wisata yang cukup dibilang baru ini.

Sebelum memulai, orang yang menyambut kami diawal tadi menjelaskan tentang river tubing itu seperti apa, simulasi menggunakan ban selama tubing dan diakhiri dengan doa. Ini merupakan hal yang perlu diperhatikan, kalo mau main bersama alam jangan lupa ikuti segala aturannya untuk keselamatan sendiri. Buat yang belum tau, tubing itu artinya kamu duduk hampir terlentang diatas ban besar (tube). Dan saya akan melewati sungai yang panjangnya 1,5 km hanya dengan ber-modalkan ban. Sungguh seru dan memacu adrenalin bukan? Jangan lupa pelampung nya dipakai dengan benar. Setiap orang bisa memilih ban sesuai dengan ukuran badan. Badan yang besar menggunakan ban yang besar pula, begitu pun sebaliknya. Sayangnya river tubing disana tidak dilengkapi dengan helm pengaman, sepatu air atau pengaman untuk lutut dan siku. Katanya, awal destinasi ini dibuka sempat menggunakan perlengkapan keamanan, namun banyak yang rusak. Semoga bisa menjadi catatan penting ya buat pemuda pemuda yang mengelola.

Bergaya sebelum tubing

Pake pelampung yang benar ya! Mantan atau gebetan yang bertepuk sebelah tangan
lupain dulu sesaat!

Kami ditemani oleh dua orang guide namanya Kang Buyung dan Kang Agus. Kami berjumlah 4 orang. Makin banyak jumlah orang dalam rombongan, guide pun akan semakin banyak. Kami pun bisa menitipkan barang-barang berharga seperti dompet, hp, gelang dll tapi paling gak bisa dititipin harapan palsu katanya. Para pemandu membawa tas anti air berikut tongsis dan waterproof untuk memotret kami selama tubing. Saran saya, jangan lupa pemanasan terlebih dahulu, hilangkan segala beban yang ada, apalagi beban perasaan duh berat, bro! Dan ber-siaplah untuk bersenang-senang! 

Setiba sampai di sungai, 4 orang berjajar secara vertikal dengan sikap seolah hampir terlentang diatas ban, namun posisi duduk maju sedikit kedepan. Kaki saya dijepit diketiak orang yang ada didepan saya dan kaki orang yang dibelakang saya dijepit oleh ketiak saya. Sehingga menjadi suatu rangkaian. Sangat memicu adrenalin. Menyusuri sungai 1,5 km tanpa perahu karet,tanpa tali apalagi sang kekasih #eyaa. Namun jangan takut, guide ada di depan dan di belakang untuk memastikan keamanan kami.

200 meter pertama adalah arus yang paling deras selama tubing (katanya). Kalo gak bisa jaga keseimbangan pasti akan jatuh dan terlepas dari ban. Jangan khawatir, bagi yang tidak bisa berenang ada pelampung yang menempel dibadan. Kami melewati goa yang sangat gelap dengan panjang (kalo tidak salah hitung, 20-30 meter). Sangat menarik melihat pahatan batu di dalam goa dengan air yang berjatuhan dari atas atau samping goa. Air langsung dari mata air! Setelah itu, kami disuruh meloncat dari air terjun kecil yang panjangnya 1-2 meter tanpa ban. Berenang di arus yang cukup tenang. Setelah itu siap siap memakai ban kembali.

Kedalaman sungai berkisar 3-7 meter. Arus saat itu cukup deras, karena baru saja turun hujan semalaman. Air tidak begitu jernih namun tidak menjadi alasan untuk kami tidak bersenang-senang. Selama tubing, kami bisa beristiharat sejenak. Naik ke daratan dan ada warung disana. Terdapat kudapan ringan seperti gorengan dan minuman sachet hangat. Dimasak langsung dari kayu bakar, tanpa kompor. Harga disana cukup terjangkau. Disana kami bisa melihat dari atas rombongan yang sedang tubing, makin panjang makin seru!




Semua tersenyum, kecuali Mamahku :p

Ada embun di kameranya jadi ga jelas :(

Makin panjang dan bisa jaga keseimbangan kelihatannya seru, bukan?

Setelah cukup beristirahat, kami melanjutkan tubing. Arus tetap menantang, lagi lagi aku jatuh lalu kepala saya kejedot batu. Sakitnya cuman sebentar karna ga sabar menunggu tantangan selanjutnya. Guide selalu mengingatkan kami untuk hati hati, dan memberi tahu dimana letak batu batu besar yang cukup membahayakan. Guide kami adalah pemuda asli sana yang sudah hatam akan sungai Santirah ini, jadi aman banget untuk mengikuti segala arahan dari mereka. Sebenernya ada beberapa spot ditengah perjalanan untuk loncat, namun karna arus cukup deras kami mengurungkan niat. Sesaat sebelum mencapai finish alias akhir tubing, kami bisa berenang cukup lama karena arus sedikit tenang dan cukup lebar pula. Setelah itu, kami naik ke daratan, berjalan menanjak. Perlu hati hati karena cukup licin untuk menuju kesana. Untuk mengakhiri tubing, aku memberanikan diri loncat dengan ketinggian 10 meter dari atas. Tanpa pikir panjang saat itu. Seruuuuu!

Selesai lah river tubing di Santirah. Namun perjalanan belum berakhir, kami harus berjalan sambil menenteng ban masing-masing selama 20 menit. Kurang lebih 2-3 jam waktu yang sudah dihabiskan selama river tubing. Setelah sampai dimana kami memulai tubing, kami membersihkan diri di tempat yang sudah disediakan. Ada mushola juga disana. Lalu makanan sudah disiapkan di saung. Nasi liwet, ayam dan ikan bakar, lalapan dan juga sambal. Sangat menggugah selera bukan? Sungguh pengalaman river tubing pertama aku yang menyenangkan. Next, berencana kesana lagi ketika sedang musim kemarau, melihat air yang jernih dan loncat di tempat yang lebih tinggi. Siapa yang mau nemenin? :)



Siap siap loncat

Perjalanan pulang pun diisi dengan cerita sana sini. Dan tanpa sadar aku dapet oleh-oleh berupa benjol di kepala. Oh iya, ada pesan moral nih. Jangan coba-coba mengajak Mamah mu untuk ikut river tubing. Kecuali jika Mamah mu menyukai hal hal yang menguji adrenalin, Selama tubing, muka Mamah aku terlihat stress, tegang nan panik dan gak berhenti mengucapkan istighfar. Dan sebagai anak yang baik, aku ga tega melihatnya selama 2 jam tubing. Serasa anak berdosa :(

Tapi selalu aku tertawa jika mengingat ekspresi mamah ku saat itu. Hiburan lain selain ke-asrian Santirah hehe (anak durhaka, jangan ditiru guys!). Bagi yang mau kesana, bisa hubungi tour guide saya yang kemarin namanya Kang Buyung, service nya juaraaaaa!! Bisa janjian sebelumnya. Berikut no hp nya 0822-1742-3792.

Menu menggugah selera


Mamah : "Pokoknya kalo diajak lagi, Mamah ga akan mau. 
Mau dibayar berapun juga. Pengalaman sekali seumur hidup. 
Kaya mimpi, gamau lagi!"

Satu minggu berlalu, namun obrolan Mamah ku dirumah adalah betapa kaget dan tubing merupakan pengalaman seumur hidupnya yang gak mau diulang kembali. Cerita nya terus di ulang-ulang. Oh ya, setelah tubing sempet whatsapp-an sama guide yang tadi. Aku mengucapkan terimakasih, eh si aa nya malah minta maaf dan bilang gini "Maaf ya teh, service nya kurang bagus. Harusnya selama tubing berhasil buat ceria dan teriak-teriak, tapi ini mamah Teteh stighfar terus, sayanya jadi tegang"    WHAT?!#%*^5#?!~ZZ?

Coba deh ajak Mamahmu, apakah Mamahmu akan bereaksi sama dengan Mamahku? Inget pesan moral yang diatas tadi ya, inget!

Terimakasih Tuhan, sudah mengizinkan aku menikmati alam nan indah ciptaan-Mu. Menyatu dengan alam membuat ku menjadi pribadi untuk terus ber-tafakur, bersyukur dan merasa dekat dengan Sang Pencipta. Semoga meng-inspirasi! Jangan buang sampah sembarangan dan selalu hati-hati bermain dengan alam. Apalagi bermain dengan perasaan wanita :p


Editan video amatir, mangga dilihat. 
Jelek sih, tapi lumayan-lah ada muka aku nya jadi kelihatan sedikit kece. 
Iya SEDIKIT KOK! 
Yang banyak kece mah kamu, dihati aku :) #eeyyaaaaa


0 komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik dan sarannya ya agan agan!

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.