MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Minggu, 25 Februari 2018

"Dari Tepuk Sederhana Membawa Kebahagiaan" #VisitBuki KBSI 25 Februari 2018

25 Februari 2018

Hari ini Buku Berkaki ada agenda visit berkolaborasi dengan komunitas KBSI (Komunitas Belajar Sejahterakan Indonesia) didaerah dekat stasiun Pasar Senen. Lokasi visit kali ini tepat berada di samping rel kereta api. Anak anak yang datang berumuran antara kelas 1 sampai kelas 6 SD dengan jumlah kurang lebih 15-20 orang. Saat kami datang, anak anak sangat antusias membaca buku dongeng yang kami bawa dari perpustakaan Buki. Mungkin buku yang kami bawa memiliki warna dan bentuk yang menarik dan hal itu berhasil membuat anak anak antusias. Seperti biasa di setiap acara Buki, para krucils menemani anak anak untuk membaca buku bersama karena memang komunitas Buki ini bertujuan untuk meningkatkan keinginan anak anak membaca buku. Buku Berkaki, buku buku inspiratif yang datang mengunjungi anak anak seolah buku buku tersebut memiliki kaki. Hal ini berhasil meningkatkan minat baca dibandingkan membawa anak anak ke perpustakaan yang akan menguras waktu, tenaga atau mungkin materi dimana tidak semua anak akan mau pergi kesana.





Tema visit kali ini ialah pengenalan anggota tubuh bagian dalam dan luar beserta praktik langsung penggunakan P3K. Dan saya berkesempatan menjadi MC ditemani dengan Teh Ari untuk visit kali ini. Sangat menyenangkan!! :) Dalam pembahasan ini dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok diberikan buku tentang kesehatan dengan pembahasan yang berbeda. Ada buku tentang panca indra, buku tentang alat alat pencernaan dan juga rangka manusia. Penjelasan tersebut dibawakan langsung oleh para krucils. Krucils merupakan sebutan untuk anggota buku berkaki aktif yang secara sukarela membantu setiap acara buki bahkan kepengurusan internalnya. Setelah itu dari setiap kelompok, ada perwakilan anak untuk menjelaskan ualng di depan tentang buku yang sudah dibaca. Setiap kelompok memiliki pembahasan yang berbeda, sehingga setiap anak wajib mendengarkan temannya yang sedang menjelaskan di depan. Tidak lupa, sebagai bentuk apresiasi kepada anak yang sudah berani maju kedepan, kita berikan tepuk keren atau tepuk hebat. Gunanya apa? Menurutku apresiasi adalah hal yang penting dalam proses belajar, apresiasi bukan hanya dalam bentuk hadiah/makanan tapi apresiasi dari dalam hati. Menyatakan hebat/keren/bagus pada anak yang sudah berani untuk jawab pertanyaan atau maju ke depan. Selain tepuk apresiasi (tepuk keren/tepuk hebat) ada juga tepuk diam, tepuk semangat dan tepuk lainnya. Siapa sangka dari tepukan sederhana ini berhasil membawa kebagiaan didalamnya :D

Tugas mendidik adalah mereka yang terdidik. Dan bagiku, 'mendidik' secara moril merupakan hal yang tidak kalah penting. Hal tersebut dapat membangun rasa percaya diri pada setiap anak, dengan harapan kedepannya anak tersebut tetap percaya diri untuk mau belajar apalagi percaya diri untuk memiliki cita cita tinggi dan mewujudkannya. Bukankah cita cita tinggi berhak dimiliki semua anak, bahkan anak pemulung sekalipun? bahkan anak pinggiran jalan sekalipun? bahkan anak yatim piatu sekalipun? Tuhan itu adil dan Tuhan menciptakan segala sesuatu yang ada pada manusia bukan tanpa maksud, tapi bisa digunakan secara maksimal untuk keberlangsungan hidup sendiri dan juga kebermanfaatan untuk sesama. Ah jadi manjang hihi yuk lanjut ke acara visit buki nya.









Tidak hanya itu, selama acara juga diselingi games bersifat edukatif sebagai ice breaking yang mengundang gelak tawa baik dari anak anak ataupun para krucils lainnya. Tujuan acara ini selain meningkatkan minat baca dan membahas suatu materi namun ada yang tidak kalah penting dari itu semua, yaitu berbagi kebahagiaan, bukan hanya untuk anak anak tapi siapun yang ada disana. Alhamdulillah semua happy dan merasa terhibur :)

Diakhir acara, krucils yang lain mengajak anak anak untuk terus mau membaca buku. Buki pun meminjamkan beberapa buku ke anak anak, lalu mereka di berikan challenge siapa yang banyak membaca buku dan berhasil membuat rangkumannya maka akan diberikan hadiah spesial dari Buki.  Buku tersebut diambil dari Perpustakaan Buki yang berada di Museum Kebangkitan Nasional. Dan nantinya, setiap satu bulan sekali buku buku tersebut akan diambil dan ditukar dengan buku yang baru. Sebelumnya, krucils akan kroscheck tema buku apa yang paling disukai anak anak disini agar buku tersebut benar benar dibaca. Sebagai penutup, salah satu anak disuruh kedepan untuk memimpin doa selesai belajar. Setelah itu pembagian snack dan hi five antara anak anak dan kurcils yang lain. Tak lupa, disetiap visit pasti diakhiri dengan foto bersama. Panasnya Jakarta siang itu, suara yang mulai habis dikarenakan balapan dengan suara kereta disamping dan badan yang mulai lelah dari aktivitas seminggu terakhir yang cukup padat, semua terbayar melihat mata bahagia dari anak anak yang datang. Dalam hati kecil terucap doa, semoga kelak kalian menjadi orang orang hebat, semoga usaha kecil yang tidak seberapa ini bisa bermanfaat untuk hidup kalian kelak. Aamiin.

Terimakasih Jakarta, untuk kesan mendalam di Minggu terakhir saya disini. Terimakasih selalu memperlihat hal positif dibalik kepelikan dan problematika Ibukota :)














Jakarta. 25 Februari 2018 pukul 22.06  WIB

Ditulis di Metropole Coffe sambil mempersiapkan konsep dan metode untuk kelas inspirasi Bandung 3 hari mendatang. Doakan, kawan! Terimakasih, semoga menginspirasi :)


PS : kalo ada yang tertarik bergabung part of BUKI boleh langsung cek di website resmi bukuberkaki.org dan semua foto diatas diambil langsung oleh para krucils yang hadir.

Read More

Rabu, 21 Februari 2018

Bekerja Untuk Apa?

Throw your eggs in the air like you just don't care. Photography by The Taable.
foto : pinterest


"Selamat datang di dunia sesungguhnya Nunga"

"Selamat datang di kehidupan yang sebenarnya"

"Yeay Wisuda, welcome to world"

Kalimat itu sering diucapkan saat menyalami orang wisuda. Aku pun sama, banyak teman sahabat yang mengatakan itu kepadaku. Terutama mereka yang lebih senior dibandingku. Saat itu aku tidak begitu paham apa maksudnya, ego ku main dan bilang sebelum dan sesudah wisuda memang ada perubahan? Bukannya hidup akan sama saja, terus berjalan seperti itu.

2 tahun setelah wisuda......

Aku baru paham maksud kalimat kalimat itu apa. Dunia saat aku menyelami pendidikan selama 4 tahun di kampus sangat berbeda dengan 'dunia sebenarnya' alias dunia after wisuda. Sangat menyeramkan. Bagiku, hidup itu adalah pembelajaran tiada akhir. Belajar. Berkembang. Bermanfaat. Tidak semua sama, tidak semua orang berpikiran itu. Contoh misal di dunia kerja, ada yang datang ke kantor hanya untuk 'bermain'. Ada yang untuk 'killing time' daripada disebut pengangguran. Ada yang datang-kerja-pulang-gajihan-repeat. Ada yang cari muka didepan bos untuk dapat jabatan. Ada yang cari aman. Ada juga yang ingin benar benar belajar. Ada yang mengexplore skill yang ada. Ada yang mengembangkan potensi. Sangat beragam dan beraneka ragam.

Dulu saat kuliah, aku memang banyak mengikuti organisasi. Bekerja sama dengan berbagai macam orang didalam atau luar kampus, tapi itu semua masih dalam batas wajar. Aku masih meraa asik dan enjoy. Tapi dunia kerja ini cukup membuatku 'kaget'. Menyeramkan. Bahkan ada orang yang tidak menyukaiku dengan sebegitunya. Hahaha seumur hidup aku baru merasa dibenci orang sampai segitunya. Ditambah mengajak orang lain untuk tidak suka juga denganku, padahal sebelumnya tidak ada apa apa. Rasanya gimana? campur aduk!!!!!

Apa dunia kerja memang seperti ini ya? Semua kerja ujung ujungnya menginginkan uang dan kadang tidak memperdulikan perasaan rekan kerja. Semua sibuk mengejar tujuan masing masing. Apa uang/jabatan/status sosial adalah tujuan orang orang? Tidak peduli jika perlu menyakiti orang lain yang penting tujuan tercapai. Ih serem dan drama juga :( Bagiku, bekerja bukan hanya bekerja lalu dapat uang. Bekerja untuk belajar. Bekerja untuk bermanfaat. Bekerja untuk aktualisasi diri. Bekerja untuk berkembang. Meskipun untuk bisa belajar, bermanfaat, aktualiasasi diri dan berkembang satu satunya cara bukan lewat bekerja, kan? Tapi menurutku tidak semua tempat kerja seperti itu. Hanya mungkin aku kemarin berada di lingkungan yang sangat tepat untuk aku belajar. Jadi aku juga berterimakasih sama mereka :) Secara perusahaan udah oke banget sih, aku melihat semua giat belajar dan berkembang bersama. Perusahaan nyapun memang bakal terus akan maju karena berkembangnya pesat. Seru! Bahkan tidak jarang aku mengikuti acara divisi lain, soalnya aku ingin belajar dan maju hehe dan alhamdulillah mereka juga welcome. Sayangnya di divisi aku yang seperti itu tidak ada. Mau 'berkembang' aja di nyinyir-in habis habisan. Haha susah mau majunya juga. Jadi, I prefer to say goodbye with them dan aku meyakini didalam diri "masih banyak lingkungan yang bisa support aku untuk berkembang".

Ada kalimat dari Buya Hamka yang selalu aku jadikan prinsip dalam bekerja :

" Jika hidup hanya sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. 
Jika bekerja hanya sekedar bekerja, kerbau di sawah juga bekerja"

Mungkin aku masih dalam fase 'shock' bahwa ekspetasi ku dunia after wisuda/kerja tidak sejalan dengan realita. Temenku pernah bilang "jangan mau punya teman di kantor Nunga, hanya sebatas rekan kerja dan ga lebih. Jangan lihatkan diri kamu 100% disana" kamu setuju?

Setelah satu tahun setengah aku bekerja di Jakarta, aku memutuskan untuk resign. Karena menjalani sesuatu yang tidak dari hati, rasanya sangat berat.  Rasanya seperti berada dalam satu lingkungan yang tidak sejalan. Untuk proses resign ini aku pun harus solo travelling 5 hari untuk benar benar memantapkan hati, jiwa dan pikiran. Bukan hanya ego atau emosional semata. Tapi ya kadang monkey mind selalu muncul di tengah tengah komitmen, resign jangan ya? lingkungan yang baru lebih baik atau lebih buruk ya? Terbentur. Sakit. Berusaha bangkit. Terbentur kembali. Sakit. Down. Bangkit susah payah. Terbentuk. Terbentuklah menjadi seseorang yang baru. Terlepas dari itu semua, aku berani ambil keputusan untuk diri aku sendiri. Untuk kebebasan dan kebahagiaan didalam hati. Untuk melakukan sesuatu yang bisa bantu aku upgrade dan update. Bekerja untuk belajar. Bekerja untuk bermanfaat. Bekerja untuk aktualisasi diri. Bekerja untuk berkembang.

Terimakasih untuk 1,5 tahun yang amazing ini. Best wishes for all of you and of course the company. Till we meet again with the best who you are :)



Jakarta, 20 Februari 2018

Read More

Jumat, 02 Februari 2018

Solo Backpack - Candi Ijo Naik Gojek?

APA? Naik Gojek ke Candi Ijo? Sendirian ke Jogja? Gila Lo, Nung!!

Awal Januari lalu, aku memutuskan (nekad dadakan) Solo Travelling. Dan salah satu destinasi yang dituju ialah Jogja. Pesanlah tiket kereta api ke Jogja. Sendirian selama 9 jam perjalanan dari Stasiun Senen ke Stasiun Lempuyangan, di kereta berharap ketemu stranger yang ganteng dan asik diajak ngobrol hahaha. Tapi gak kesampean, malah ketemu sama satu keluarga kecil dari Jakarta dan gerombola wanita asal Cirebon yang mau mulai masuk Pesantren di Klaten, Jogja.




Karena ini perjalan sendiri dan low budget, aku pesen penginapan yang murah meriah. Jadi aku memutuskan pilih asrama/dorm. Dimana satu kamar terdiri dari beberapa kasur tingkat. Intinya sih pengen ngerasain gimana ya tidur bareng sama stranger atau mereka yang bener bener backpacker, kali aja bisa sharing cerita dan nambah temen. Eitss tapi ini dorm nya khusus wanita ya. Akhirnya setelah browsing, aku menjatuhkan hati selama 2 malam untuk tidur di 'Dorm Room Laura Backpacker 523'. Dengan antisipasi, jika ternyata dorm itu tidak aman saat itu juga mau check out dan ganti penginapan. Cari yang lebih aman, meski mahal pun tidak masalah. Daripada kenapa kenapa di kota orang, cewek lagi. Selalu ada rencana cadangan.

Diluar prediksi, tempatnya asik banget. Bener bener buat backpacker sejati. Bersih, aman, nyaman terus free wifi dan gratis sarapan+makan malam pula (wkwkwk anaknya low budget banget). Dan sarapannya lumayan enak. Kopi dan teh tersedia cuma cuma. Lalu malam pertama tidur disana, ada perasaan gimana gituuuuuuu. Deg deg-an juga sih, takut ada orang jahat yang tiba tiba masuk kamar terus ngapa-ngapain hahaha. Tapi alhamdulillah aman. Setiap kasur dikasih kaya gorden di samping, atas dan bawah. Untuk menjaga privasi setiap tamu. Terus masing masing dikasih lemari brankas gitu. Ohya, tamu yang datang saat itu semua bule. Bule backpacker semua. Hanya sebelum mau pulang saja aku ketemu tamu asal Surabaya.







Untuk perjalanan kali ini, aku sama sekali ga siapin itenerary mau kemana aja. Karena niat travelling kali ini untuk kontemplasi, untuk 'berdamai dengan diri sendiri', untuk me time. Jadi ya santai santai aja. Hanya jalan jalan di Malioboro dan nyalon (karena pegel pegel terus ketemu tempat salon yang murah hahaha). Setelah ngobrol sama si Mba juru masak di Dorm, dan nanya rekomendasi tempat asik di Jogja dimana untuk solo travelling. Lalu tercetuslah jalan jalan keliling Jogja menggunakan Bus Trans Jogja hanya Rp 3.500,- sekali jalan jauh dekat. Murah. Jalan jalan dan ngabisin waktu.

Lalu dengan random nya aku memilih : ingin liat senja di Candi Ijo. Aku naik Trans Jogja jurusan 01A. Turunlah aku di Halte Prambanan. Lalu order gojek menju Candi Ijo. Sebelumnya aku sempat browsing Candi Ijo itu kaya apa, foto foto sunset terbaiknya kaya gimana dan liat jaraknya dari pusat kota di maps. Tapi my bad, akses kesana sama sekali ga di cek :(

Untuk menuju Candi Ijo e buset jauh bangeeeeeeet dari jalan raya. Pedaleman banget, ga ada angkot/ojek, kanan kiri sawah. Bener bener di pedaleman. Di perdesaaan. Selama perjalanan kesana mikir keras, nanti pulang nya gimana ya? Sendirian, wanita pula, ga ada sodara. Asli deg-deg an parah!!!!






Sampe sana tepat jam 1 siang. Puanas banget. Ternyata candi nya kecil, ga kaya prambanan apalagi borobudur. Karena Candi ini berada di dataran tinggi, didepannya aku bisa melihat Kota Jogja dari atas atau hilir mudik pesawat di Bandara Adi Sucipto. Pemandangannya lumayan sih. Harga tiket cuman Rp 5.000,- murah kan?

Satu satunya yang paling gaenak ketika kamu solo travelling ialah pas mau foto bisanya cuman selfie atau foto pemandangan. Mau minta tolong orang lain, tapi gaenak soalnya lagi happy dan asik sama temen, keluarga atau ber-romantis-ria sama kekasih masing-masing :( disitu saya merasa sedih. Alhasil karena lupa ga bawa tongsis, foto yang didapat yaitu muka besar aku dengan sedikit background pemandangan. Belajar banget nih, next kalau mau solo traveling wajib bawa tongsis!!!!



di kursi sono tuh, aku deg deg an pulang gimana 
sambil minum pocari dari warung si mba











Meski niat awalnya mau liat senja di Candi Ijo, tapi keamanan menurutku adalah faktor utama solo travelling. Gaboleh mengorbankan keamanan diri sendiri demi melunasi ego meliat senja.  Jadi sekitar jam 3, saya memutuskan untuk pulang. Coba memesan gojek dengan banyak berdoa didalem hati, takutnya ga ada driver yang mau pick up di tempat pedaleman kaya gini. Kalo emang bener bener ga dapet driver ya aku mau minta tolong warga sekitar anter sampai jalan raya, meski harus bayar mahal juga tidak masalah. Atau mentok mentok nya, mau memberanikan diri nebeng mobil wisatawan candi yang datang sampai jalan raya. Bener bener harus solved problem sendiri, gabisa minta bantuan ke orang tua atau pacar :( Sempat mikir juga untuk merepotkan temen yang ada di Jogja, mendadak harus jemput sini.

Dan ALHAMDULILLAH YA ALLAH ada driver yang mau pick up. Aku berdoa siapapun yang nanti pick up, aku doain dia masuk surga dan dilancarkan rejekinya. Aamiin. Ternyata si driver habis anter  tamu ke Taman Tebing Breksi yang itu deketan sama Candi Ijo, jadi sekalian katanya. Selama di gojek, hati kayanya ploooonggg banget!!! Lalu pas sampai di dorm, aku ga berhenti bersyukur dan pastinya kejadian ini harus disembunyikan sementara dari orangtua. Kalo tau, mereka akan khawatir dan melarang aku untuk solo travelling lagi hehe.




Dari pengalaman itu, aku belajar untuk tidak melulu mengikuti ego. Aku belajar untuk menahan, mereda dan tetap bahagia setelahnya. Bahwa tidak semua yang direncanakan akan berhasil, bahwa tidak semua keinginan harus tercapai dan bahwa aku harus tetap bahagia apapun keadaannya. Di satu sisi, aku pun belajar untuk berani ambil keputusan (misal keputusan solo travelling) apapun yang mendekatkan itu ke mimpi mimpi. Berani keluar dari zona nyaman. Bahwa mimpi mimpi yang ada punya kesempatan untuk di wujudkan. Lewat keputusan berani untuk memulainya. Coba dulu aja, biar ga penasaran. Hasilnya? Biar Allah dan alam semesta yang memutuskan, insyaAllah semua akan baik baik aja. Kalau kamu gimana?

Read More

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.