MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Senin, 30 Januari 2017

/.INDIE-/

Wonderful warm and cozy room decor ideas inspiration // tumblr indie grunge rooms with fairy lights hubz.info/รข€¦  The post  warm and cozy room decor ideas inspiration // tumblr indie gru ..
foto : pinterest

/.INDIE-/

Dulu berpikir indie adalah suatu aliran musik metal underground, yang menggunakan suara sream atau growl. Aliran musik berdentum cepat. Pecinta musik seperti itu dijadikan dalam satu komunitas bernama indie. Namun ternyata itu salah besar, kawan! Indie bukan suatu aliran musik apalagi musik metal alternative dan lain lain.

Menurut beberapa artikel yang aku baca, indie merupakan suatu gerakan bagi mereka yang ingin berkarya melalui musik. Musik yang bebas, mandiri, berkarakter dan tidak bergantung. Dan tambahan menurutku, setiap dengerin musik indie entah kenapa aku merasa kalo musik yang mereka mainkan terdengar jujur dan apa adanya. Nge-blend aja gitu sama perasaan dan ikut hanyut dalam lagunya. Karena menurutku, sebuah karya berhasil atau tidak (dalam arti laku atau tidak di pasaran/dijual) tetap disebut sebuah karya.

Banyak kok band indie yang sudah cukup terkenal, bahkan bukan hanya di Indonesia tetapi sampai mancanegara. Contohnya MOCCA. Ah, selalu suka! Bukan karena vocalist wanita yang keren dan mereka asal Bandung, tapi lantunan musik mereka yang khas menjadi daya tarik sendiri. Efek Rumah Kaca yang selalu jadi idola ku. Selain itu, ada Pure Saturday yang katanya awal band indie di era tahun 90an yang cukup berhasil menembus pasar dengan cara 'indie'. Mereka biasanya mempromosikan karya mereka melalui media sosial atau dari temen ke temen. Manggung antar caffe dari satu kota kecil ke kota lainnya. 

Indie dan sebuah karya adalah satu sama lain. Karya yang dibentuk dalam jalur Indie atau Indie yang merupakan suatu karya bebas (asa pabaliut ya kalimatnya, hemm). Apalagi karya yang diciptakan dari hati, bukan hanya untuk komersil sesaat. Apa yang kita miliki, kita sukai ditambah skill yang ada lalu di eksplorisasi dengan melibatkan hati menjadi sebuah karya. Contohnya seperti blog aku ini, hasil pemikiranku dalam melihat sesuatu. Dibuat untuk mengeluarkan segala pikiran melalui kata kata. Bukan untuk dipuji apalagi biar terlihat kekinian. Syukur-syukur tulisan ku ini bermanfaat. Jika tidak, setidaknya dunia tau kalo aku pernah ada melalui tulisan ini.

INDIE. Bebas. Lepas. Karya. Mandiri. Berkarakter. Hati. Bukan Komersil. AH SUKA!! Titik. Ternyata melakukan sesuatu dari hati, hasilnya beda. Mungkin cara ngomong atau memandang yang dari hati juga akan beda hasilnya. Cobain ah ke kamu :p

Berbicara musik, hemm perlu dibedakan ya jika ingin berkarya untuk 'menghasilkan' atau berkarya untuk menuangkan segala kemampuan. Jalunya beda. Dan pasti, hasilnya pun beda. Pernah denger seoarang musisi terkenal di Indonesia bilang "Cara bertahan menjadi pemain musik yaitu harus mau mengikuti pasar" secara ga langsung, karya yang dibuat ada standarnya, ada batasan nya dan ada akhirnya. Apa itu masih disebut karya? Bukankah itu prisip bisnis untuk selalu mengikuti pasar? Bisnis atau karya? Bisa menjadi Bisnis dan Karya?

Makin lama pertanyaan ini makin terus panjang dan tiada akhir. Mungkin sampai aku bisa sharing sama mereka yang berkarya dari hati.

Anyway aku fallin in love sama musik indie. Seperti 4.20 dengan lagu "Aku Tenang" yang asik di denger saat memandang langit dengan angin yang menyapa di pagi hari. Terus ada "Diskusi Senja" yang didengar saat memandang senja sambil bercerita. Sampai semua lagu di satu album penuh dari Payung Teduh (sempet nekad nonton for the first time sendiri disaat mereka manggung di salah satu kampus di Bandung). "Menuju Senja" yang asik di denger saat menikmati senja di pantai. "Perempuan Dalam Pelukan" yang pertama dikasih tau sama temen terus jadi ketagihan sampai sekarang. Yang judulnya "Malam" nya Payung Teduh yang menceritakan keadaan aku-sama-dia yang selalu berbicara banyak hal tapi tidak pernah sedikitpun membahas tentang 'kita' (ah sedih, udahlah jangan dibahas itu masa lalu) ah semua lagu Payung Teduh suka!!!

Bukan cuman itu, BARASUARA juga kece yang lirik lagu nya sarat akan makna. Float dengan "Pulang" yang buat aku sadar (saat ini sedang di Jakarta untuk bekerja) kalo Bandung adalah tempatku Pulang. Dan juga lagu lainnya yang berjudul "Sementara" yang mengajarkan aku untuk 'menikmati' lara, yang (mungkin) hanya sementara.

Belum lagi lagu Banda Neira (yang sayangya kabar terbaru bahwa mereka sudah bubar) dengan lagu "Berjalan Lebih Jauh" yang menjadi tagline aku di tahun 2017 untuk -berjalan lebih jauh dan menyelam lebih dalam- dan juga lagu "Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti" yang liriknya menyatakan bahwa semua pasti akan berlalu, akan berganti suatu saat nanti asal kita percaya.

Lagu "Tiga Pagi" juga enak. Senar Senja juga oke, dengan lagu "Dialog Hujan" dan "Menua Berdua" yang bikin BAPER dan senyum-senyum sendiri, sambil ber-andai andai kita bisa hidup menua berdua dengan sang gebetan :p Fiersa Besari juga suka, aku ngikutin instagram nya dan suka cara dia berpikir akan sesuatu.

Bagiku, setiap lagu pasti memiliki ceritanya sendiri. Musik adalah pemersatu perasaan. Musik bisa buat mood ku lebih baik. Musik adalah salah satu meditasi yang buat aku happy. Apalagi dengerin lagu indie, yang mereka dari awal sudah berkarya secara bebas, mandiri dan mengena di hati. Awww love deh :* Selamat berkarya dan selamat meng-apresiasi sebuah karya /.Indie-/.

Aku bukan pengamat musik ya, aku hanya seorang wanita penyuka musik Indie!

Ditulis di kamar kosan disaat udah siap-siap mau tidur jam 22.45 WIB, lalu bergegas menyalakan lampu kamar dan membuka laptop lalu menulis ini sambil dengerin playlist musik indie biar makin mengena. Berharap lupa kalau besok adalah hari Senin. Ternyata inspirasi datang bisa dari mana saja dan kapan saja. Ah, malam ini sungguh mengasikkan. Sayangnya malem ini tidak ada kopi yang menemani, tapi ada kamu yang selalu ada di hati :)


Jakarta, 29 Januari 2017

Read More

Selasa, 17 Januari 2017

Waspada, Bahagia Bikin Gemuk!

Chocolate :)
foto : pinterest


Apa? Bahagia bisa bikin gemuk? Masa sih? "Gamau bahagia ah nanti jadi gemuk" atau "mau gemuk ah biar terlihat bahagia"

Dari 2 kalimat diatas dapat dilihat sudut pandang yang berbeda terhadap satu kalimat "bahagia bisa bikin gemuk". Kedua kalimat tersebut mungkin bagi orang yang memberikan 'attention' luar biasa terhadap pandangan/pujian dari orang lain terhadap dirinya sendiri. Misal ingin terlihat memiliki badan bagus (kurus) walaupun tidak bahagia itu bukan masalah, karena tidak terlihat orang lain. Atau bagaimana caranya menunjukkan kepada dunia dengan cara apapun kalo kamu merasa bahagia. Apakah hidup ini hanya sebatas pertunjukkan untuk menyenangkan penonton (orang lain) tanpa memperdulikan diri sendiri?

Bukan tanpa sebab aku menulis ini, hal ini dikarenakan celotehan dari abang tukang baso langganan aku di Bogor. Dia bilang aku gemukan, lalu aku pun tanpa pikir panjang menjawab nya dengan kalimat "mungkin karena terlalu bahagia Mas" :)

Terus mikir, apa ya korelasinya gemuk dan bahagia?

Lalu bertanya lah aku kepada Ibuku, hal apa yang bisa buat aku gemuk akhi-akhir ini. Padahal kegiatan ku sekarang cukup padat (aku setiap senin-jumat bekerja jam 9 pagi-6 sore) yang dimana tercipta lah lelah otak dan badan di malam harinya, jadi anak kos yang apa-apa sendiri dengan jam makan nya (kadang) tidak teratur. Harusnya hal tersebut bisa buat aku tidak gemuk ya? hehe. Lalu Ibuku menjawab nya enteng sambil tersenyum "Ya kamu gemuk, itu berarti kamu enjoy dan seneng kerjanya. Engga stress!"

Enjoy? iya kali ya aku enjoy. Kalo emang iya, kesimpulanku berarti enjoy/bahagia bisa buat kamu gemuk. Buktinya, ya diri aku sendiri.  Tapi, bukan berarti yang gak gemuk itu tidak bahagia juga sih.

Tapi pernyataan aku engga akurat 1000% sih, gak semua yang bahagia akan gemuk dan ga semua yang gemuk itu bahagia. Balik lagi ke diri orangnya masing-masing. Kalo emang pada dasarnya suka makan, ya bahagia atau engga tetep gemuk. Atau ada yang merasa selalu bahagia, namun susah banget gemuk meski sudah makan banyak. Hidup ini lucu ya? Ada yang bersusah payah diet keras untuk kurus, di satu sisi ada yang berjuang mati-matian makan banyak untuk gemuk. Ah, manusia selalu tidak pernah bersyukur (termasuk aku).

Kita hidup dimana akan terus ada kritikan, sanggahan dan pendapat dari orang lain tentang diri kita. Suka atau tidak suka. Mau atau tidak mau. Dan itu balik lagi ke diri masing-masing. Apakah feedback yang ada akan dijadikan acuan untuk mengupgrade diri lebih baik, atau dijadikan alasan untuk membenci seseorang karena feedbacknya atau mungkin merasa semakin terpuruk dan blame your self terus menerus. Seperti menyalahkan diri sendiri akan hal di dunia/hidup yang ga sesuai dengan rencana. Itu pilihan, kawan!

Dan aku memilih untuk (belajar) evaluasi diri setiap feedback yang datang. Seperti disebut gemuk oleh abang tukang baso tadi. Di otak aku bukan bagaimana cara menurunkan berat badan, akan tetapi aku merasa 'berdosa' dengan pola hidup aku yang akhir-akhir ini kurang baik. Dulu saat di Bandung aku cukup dibilang rajin untuk olahraga meski jam tidur kurang dari 5 jam. Sekarang jadi semangat untuk kembali hidup sehat. Bangun pagi, olahraga cukup dan yang paling penting disini (tunjuk hati terdalam) tetap enjoy dan bahagia akan segala yang ada di depan mata. Terimakasih abang tukang baso langganan di Bogor atas insight nya melihat aku hari ini. Kalo kamu peka dan membuka hati dan pikiran, banyak hal yang bisa kamu pelajari dan buat kamu lebih baik dari siapapun. Atau merubah sesuatu yang negatif (disebut gemuk) jadi positif (semangat untuk kembali pada pola hidup sehat). See?

Jadi, lebih memilih gemuk asal bahagia? Atau badan kurus tapi si gebetan udah ada yang punya? :p Semoga tulisan amatiran ini menginspirasi ya :)

Ditulis di kamar kosan setelah solat subuh dan berniat mau olahraga kecil setelahnya. Semoga tidak hanya wacana hihi :p



Jakarta, 17 Januari 2017

Read More

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.