POLITICAL MARKETING ~ Nunga's Perspective Of Life

Berbicara marketing ga akan ada habisnya deh!

Kajian ilmu marketing bisa di gunakan dalam berbagai aspek, bukan hanya berbasis ekonomi saja. Marketing bisa digunakan di bidang politik, budaya, pariwisata bahkan di kehidupan kita sehari-hari loh. Salah satunya yaitu 'me-MARKET-ING-kan' diri kita sendiri. Misal untuk dapetin pacar, ngegaet hati CAMAT (calon mertua), dapetin hati dosen biar dapet nilai bagus, dapetin kerja sesuai selera dll perlu banget pake tekhnik maketing yang kece. So, marketing berguna dalam segala hal untuk diri sendiri pada khususnya dan orang lain pada umunya untuk jangka panjang. Sepokat? :)

Hari itu aku dan temen temen IMA Student Chapter UNPAS buat acara Talk Show bertema kan POLITICAL MARKETING. Aku berpikir bahwa Political Marketing adalah bahasan yang sangat menarik untuk di angkat menuju PEMILU 9 April mendatang and Barakallah acara nya dapat berjalan sesuai lancar :)

Dan aku berkesempatan menjadi moderator di acara tersebut. Ada tiga pembicara diantaranya Pery Tristianto Tedja (Presiden IMA JABAR+Raja FO Bandung+Praktisi Bisnis) lalu kedua ada Yanuar P. Ruswita (Owner Pikiran Rakyat) dan Dr. H. Juanim, SE., MSi. yang merupakan salah satu dosen pemasaran di kampus. Ada kebanggaan dan kepuasan tersendiri bagi aku setelah menjalaninya, dan rasa itu ga akan bisa di pelajari di jam jam kuliah, bener-bener harus dirasain sendiri. Experience is the best teacher. WAW banget!!

Talk Show berlangsung selama dua jam, sekarang aku mau kasih beberapa kesimpulan dari Talk Show yang kemaren aku moderator-in. Pemasaran Politik marak terjadi sebelum PEMILU di mulai, banyak caleg/parpol yang gencar melakukan "personal branding". Hal ini menarik untuk diamati dan di bahas oleh ketiga orang narasumber dengan background yang berbeda. Personal Branding sendiri merupakan proses diferensiasi kita dengan orang lain, bagaiamna karakter kita dan how people perseptions about us.

Pak Pery mengatakan bahwa Political Marketing itu seperti bisnis, ada market share nya. Seperti bisnis ada target pasar dan strategi strategi untuk mencapainya. Lalu figur dari seseorang/parpol sangat berpengaruh untuk mendirect orang-orang agar memilihnya. Pemasaran politik yang berintelektual target pasarnya jelas orang-orang yang berintelektual juga. Jadi political marketing sama kaya bisnis, all package!

Dari persperktif akademi yaitu Pak Juanim selaku dosen, mengatakan bahwa para kandidat harus memiliki kredibilitas dan berintelektual. Gelar memang penting tapi bukan segalanya, gelang hanya dijadikan sebagai jalan. Namun alangkah lebih baiknya jika gelar dilengkapi dengan network dan track record yang baik. Ketiga hal tersebut dapat menciptakan brand image di mata masyarakat.

Media cetak sangat berpengaruh terhadap political marketing. Fenomena zaman sekarang ini, semua parpol dan kandidat sedang perang perciptaan persepsi di waktu yang sama. Hal ini jelas bikin orang-orang bingung. Semua ingin menjadi kecap nomor satu. Nah media cetak sendiri sangat berpengaruh akan hal itu. Tapi harus waspada, ada media sebagai agent of change dan media sebagai agent of destroy. Hmmm mungkin penonton atau penikmat media harus lebih kritis!

Yap itu dia kesimpulan yang bisa aku sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan kita sebagai kaum muda *ciyeh* bisa lebih selektif untuk memilih kandidat tanggal 9 April mendatang. Jangan golput ya, kita berikan suara untuk kemajuan Bangsa Indonesia ke depannya. Salam Marketing! Hidup Indonesia!

Semoga organisasi IMA ini akan terus menjadi inspirasi bagi orang-orang sekitar kedepannya, dapat bermanfaat dan dapat membuka tali silaturahmi bagi semua pihak juga. Amin.

Eh iya ada satu quote dari Pak Pery, beliau berkata bahwa "JOB IS ENJOY" Lakukan semua yang sedang kamu lakukan dengan santai dan tanpa beban. Yes I wanna try it sir!

ini ada sedikit dokumentasi, biar makin kerasa theater of mind nya hehe :p

Satu satunya yang paling cantik di stage :)