MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Sabtu, 13 September 2025

K-Traumatic : Way Back Love

 Setelah beberapa bulan stop nge-drakor, lalu nonton judul ini tertarik karna cuman 6 episode (biasanya kalo ampe belasan episode suka jadi males, dan ga selesai entah kebanyakan spoiler di medsos atau ya ceritanya kepanjangan). Ternyata drama ini keluar di bulan April 2025 dan aku baru tau sekarang. Ceritanya? SERU BANGET SO MEANINGFULL

Yes, selera drama aku kaya gini nih yang so so meaningfull apalagi bahas tentang kematian beuh beuh beu :p

Menceritakan seorang wanita usia 24 tahun Jung Hee Wan, mahasiswa desain grafis yang sudah 4 tahun ke belakang hidupnya berubah, anti sosial. hidup ga hidup menuju depresi karena ditinggal meninggal oleh cinta pertamanya waktu SMA, dan dia merasa itu adalah kesalahannya, gimana ya rasanya 4 tahun hidup dengan bayang bayang rasa bersalah? Hidup seperti stuck saat malam itu, ga maju atau mundur. Dia merasa bahwa dia tidak layaj bersenang-senang dalam hidup seorang diri :((

 Lalu tiba tiba sang malaikat muat datang dan bilang sisa hidupnya tinggal 7 hari, dan yang jadi malaikat maut pribadinya adalah Kim Ram Woo, crush atau cinta pertamanya waktu SMA yang sudah meninggal itu.

Selama 7 hari mereka melakukan aktivitas bersama, dengan cerita flash back masa lalu dan masa sekarang. Bikin penasaran yang nonton pengen tau Kim Ram Woo meninggal kenapa. Selama 7 hari ini seperti proses terima Jung Hee Wan dalam "menerima" kalo orang yang dia sayang udah meninggal, dan itu ga mudah, banyak banget air mata teruta rasa bersalahnya. Tiap dengen suara ambulance atau sirene pemadam kebakaran Jung Hee Wan kaya sesak nafas dan membuktikan dia belum puluh dari kejadian malam itu.

Akting nya sih oke, akting nangisnya menembus layar banget. Sampai di hari ke 7, mereka menghabiskna waktu bersama dan mlaikat maut bilang "lanjutkan hidupmu, meski aku sudah tidak ada, cara kamu mencitai dirimu adalah cara kamu mencintaiku" jleb banget rasanya harus kehilangan orang yang kita sayang untuk kedua kalinya, mau ikut mati juga ga akan ketemu lagi kan.

Usut punya usut, secara takdir Jung Hee Wan meninggal karena bunuh diri, namun si Kim Ran Woo yang merasa sayang banget, melanggar aturan malaikat maut untuk menemani Jung Hee Wan di hari hari terakhirnya sampai  merasa "aku ingin hidup untuk waktu yang lama". Dan itu berhasil, Jung Hee Wan gak jadi bunuh diri dan melanjutkan hidupnya sedikit demi sedikit.

Meaningnya adalah? 

1. Proses ditinggal meninggal oleh orang yang kita sayang ga mudah, tiap orang punya proses penerimaan yang berbeda

2. Tetep melanjutkan hidup dengan baik baik saja, karena mereka yang udah meninggal akan berharap seperti itu

3. Jangan menyalahkan dri sendiri atau orang lain atas meninggalanya seseorang, itu makin buat kamu jadi ga bebeas dalam melanjutkan hidup

4. Mencitai diri sendiri sama artinya mencitai dia meski tidak terlihat

Yes, drama ini berhasil buat mata bengkak saking sedih nya tiap episode, beneran rate 100/10.

Read More

Sabtu, 06 September 2025

Perkara Kala Demam :(

 Huff tarik nafas dalam..1..2..3..

Sebagai ibu yang masih terus belajar, menghadapi anak sakit cukup sangat tertantang bagiku. Apalagi perkara demam pada Kala (nama anakku). Kaya apapun saat Kala sakit it's okay aku sebagai ibunya siap mendampingi tapi kalo Kala udah demam, rasanya aku give up dan ingin segera bawa dia ke IGD Rumah Sakit secepatnya, diurus sama tenaga medis yang memang ahlinya meski demam hanya 38,00 sekalipun.

Kenapa ini bisa terjadi? Jelas karena Kala punya riwayat kejang demam. Jadi pernah usia 1 tahun dia kejang untuk pertama kalinya saat suhu mencapai 40,00 lebih. Itu masih oke karena kejangnya sebentar. Selang 1 tahun kemudian, usia Kala 2 tahun 2 bulan dia kembali kejang karena demam tinggi. Beberapa kali aku lihat langsung Kala kejang demam saat itu. Kami bawa ke RS dan hasil labnya menunjukkan infeksi bakteri khususnya di pencernaan. Beberapa kali aku menyaksikan anakku kejang demam, dan selalu aku yang pertama kali memberikan pertolongan pertama. Ilmu dan teori paham, obat kejang siap di rumah, tapi gemeter dan rasa takunya itu masih kerasa ampe sekarang kalo tau Kala demam ringan 37,5 - 38,0.

Saking takutnya, aku sampe mules, beberapa kali buang air besar, dan biasanya demam itu datang malam ke pagi hari, saat itu juga sekedar tidur 10 menit pun aku merasa bersalah, kaya gamau bersikap keliru saat penanganan demam pada Kala. Kaya mau langsung bawa Kala ke IGD RS itu, padahal itu demam ringan ga sampe 38,0 tapi perasaan udah campur aduk. Nangis. Solat malam, ngaji, minta ampun ke Allah SWT, bahkan solat taubat. Coba cari ketenangan di malam sunyi sendirian diatas sajadah. Kaya, Ya Allah maafin aku udah jadi Ibu yang dzalim karena Kala sekarang lagi sakit. Padalah sakit dan juga demam pada anak 4 tahun itu wajar. Apa aku adalah ibu yang menjunjung kesempurnaan? Ah, jadi Ibu emang ga mudah. Ada rasa takut yang harus dilawan.

Pastinya saat anak sakit, orang pertama yang merasa bersalah adalah Ibunya. Aku salah apa, kurang jaga nih ke anak, makan apa ya dia, ketularan sakit dari mana ya dan segala overthinking nya. Padahal jelas lagi lagi sakit pada anak balita itu wajar, apalagi demam ringan dan itu terjadi ga tiap bulan, kaya setahun beberapa kali doang gitu loh. Otak bisa mikir kesana, tapi hati bukan main gelisahnya.

Apa ini tanda aku terlalu melekat pada anak? Sedangkan anak gamungkin sehat terus ada kalanya dia sakit, dan demam ringan itu wajar karena sistem imun tubuhnya aktif dan bekerja semestinya. Segala ilmu tentang demam aku tau, tapi tetep saja pas kejadian gemeteran tangan, keringetan, mendadak mules, gaenak diem pokoknya ciri ciri gelisah lah.

Pernah satu waktu, setelah ku kasih obat pereda demam (demam 37,5-38,2) jam 4 pagi, setelah solat subuh ku tidur di kamar terpisah dengan Kala (Kala dengan Ayahnya), karena aku cape tiap jam cek-in suhu kala dan jadi overthingking berimbas gabisa tidur, sedangkan besok aku harus fit untuk masak masakan bergizi buat Kala, temenin dia biar mood dia happy dan lain-lain. Hal yang paling ditakutkan, lagi lagi Allah tunjukkan. Ah, manusia.

Apa ini yang disebut trauma? Jelas rasa trauma harus dilawan diri sendiri, rasa takut yang kita rasakan ga semua orang paham. Apa sudah saatnya aku ke psikolog?

Pintaku selesai solat yang utama dan pertama adalah sehat. Sungguh sehat adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan tapi sering dilupakan. Semoga aku bisa lebih tenang saat Kala sakit.

Read More

Kamis, 06 Februari 2025

2025 : Back To Basics!



Setiap awal tahun selalu terbesit dalam hati apa resolusiku, karena ulang tahunku bertepatan di bulan Februari jadi barengan aja gak sih resolusinya haha. Kayanya blog ini jadi saksi mata deh apa wish aku dari umur 20an ampe sekarang MAU 32 TAHUN WOYYY ga nyangka ada di titik ini haha dulu liat teteh teteh umur 32 wah..amazing..wah wise bgt...wah dewasa...pokoknya the best lah!

Eh tapi pas sekarang rasain umur 32 ya sama aja gak sih, banyak hal yang belum tercapai tapi dibarengin dengan pemikiran yang jauh lebih dewasa dan bisa terima banyak hal dalam hidup dan pastinya badan aja jadi lebih jompo :p

Well balik lagi ke resolusi, kayaknya di umur 23 eh kebalik 32 tahun ini saatnya back to basic hehehehe maksudnya si Nunga Nungseu ini ingin menjalankan perannya sedia kala yg dulu ah solo backpack ke Yogya dan stay 2 bulan di Kampung Inggris Pare, Kediri, Jawa Timur sambil jualan gelang bisa-bisa aja tuh. Jadi penyiar radio pas kuliah. Jadi MC acara kampus. Anak himpunan yang dari pagi ampe malem di kampus tapi gak dapet dapet beasiswa padahal IPK 3,8. Abis lulus ditawarin jadi asisten dosen sama dosen pembimbing tapi terhambat karena ketua prodi yang gak suka sama aku, si anak himpunan yang masih menjalin silaturahmi dengan alumni (ini gak make sense tapi terjadi gaes) huff. Sering casting presenter travelling di TV tapi gak lolos lolos juga. Jualan bando kece pas lagi kuliah di gasibu dan temen kampus. Pulang pergi Bandung-Bogor-Jakarta pake kendaraan umum dengan tas ransel. Naik gunung Cikuray for the first time. Nonton konser One Direction di tengah tengah skripsian di GBK tahun 2016, atau nekad nonton Payung Teduh di pensi kampus orang lain seorang diri. Ikut jadi relawan di Kelas Inspirasi Bandung, Jakarta dan Ciacap. Bikin podcast sama suami namanya Podcast Halaman Depan. Sampe jualan snack/camilan khas Bandung sama suami (pas belum hamil). Kalo makan di pinggir jalan atau nge-mall sendiri sih udah biasa ya. Semua serba dilakuin sendiri. Kenapa untuk menciptakan kebahagiaan diri sendiri harus nunggu orang lain/ada temennya dulu?

Kayaknya di fase sekarang ini, aku mau bilang say thank u kepada si Nunga Nungseu yang dulu, yang buat hidup aku di umur 20an sangat berwarna.....yang suka ngebolang sana sini alias si ekstrovert garis keras dan bilang "oke it's time for you dear...tapi aku sambil tetep jalanin peran aku sebagai istri dan ibunya Kala ya, deal?"

uncchhhhhhh jadi sedih gak sih, jadi terharu gak sih bahwa selama 4 tahun terakhir aku bergeluk dengan kehidupan after marriage - kosong 1 tahun - resign kerja demi fokus program hamil - KET dan harus operasi, tuba kiri di potong - jeda dari instagram karena cemas/takut liat sosmed dimana orang yang udah nikah langsung hamil - pejuang garis 2 dengan rasa sakit masyaallah (tes HSG) - alhamdulillah pas hamil rasain heartburn bb naik 20kg, berat kala di perut udah 4kg - melahirkan - new mom yang semua belajar sendiri - MPASI - menyapih dan toilet training - dan sekarang Kala 3 tahun kayaknya ini the best time sih untuk aku 'back to basic'.

Kadang bertanya-tanya apa aku egois? apa aku lebay? apa ga bersyukur? apa banyak ngeluh? dan semua pertanyaan dari beberapa bulan terakhir akhirnya terjawab (dengan percaya diri), ini adalah waktunya!

Setelah mau 6 tahun menikah berperan sebagai istri, 3 tahun beperan jadi Ibu, diselingi peran sebagai anak-kaka-keluarga dll, rasa rasanya gak salah untuk menambah dan lebih banyak fokus 'berkarya' menjadi seorang Nunga Nungseu seperti dahulu. Entah menghasilkan cuan atau tidak hahahahaha let see ya :)

Hmm langkah pertama yang dilakuin adalah join affliate program, bangun branding di medsos yang udah mati semenjak jeda dari medsos tahun 2020 lalu dan bikin konten relatable kaya gini. Kaya seberapa banyak seorang Ibu yang udah nikah + punya anak, merindukan peran dahulunya dan what they do?

Semoga bermanfaat!

Bogor, 6 Februari 2025
Read More

Jumat, 03 Mei 2024

Queen Of Tears #Review Rating 9/10 - Life After Marriage


Baca Blog nya Sambil Dengerin Ini

Ini drama korea yang lagi booming banget karena alur cerita nya yang sangat relate dan tentunya visual paripurna dari pemeran utamanya Kim So Hyun & Kim Ji Won :) Drama ini menceritakan tentang pasangan suami istri yang sudah menikah 3 tahun dan sedang berada dalam 'fase' krisis dalam rumah tangganya. Dibumbui dengan cerita keluarga, memperebutkan perusahaan sampai penyakit tumor otak. Semua pemeran antagonis dalam cerita ini punya alasan yang jelas kenapa mereka bisa melakukan itu. Denger denger syutingnya sampai 11 bulan untuk drama sebanyak 16 episode. Waw niat banget!

Well langsung aja ya apa sih yang bisa kita pelajari dari Queen Of Tears ini in my POV sebagai perempuan yang sudah menikah selama 5 tahun :


1. Krisis Pasutri Baru

Yes, namanya menikah dan hidup bersama tentu sesuatu yang baru. Janji manis saling mencintai & jatuh cinta setiap saat bisa saja terbentur dengan beragam hal yang terjadi sehari-hari. Dari sesuatu yang besar bahkan yang kecil sekalipun. Misal saat Hae In dan Hyun Woo sama sama cape kerja, pengen di mengerti tapi malah jadi memperdebatkan hal hal sepele dan gak penting. Tiap ada masalah tidak pernah langsung diselesaikan dan akhirnya menumpuk seiring berjalannya waktu. Meledak bak bom waktu. Berdebat sengit demi mempertahan ego masing-masing. Jadinya mengeluarkan kata kata yang saling menyakiti satu sama lain.


2. Campur Tangan Keluarga

Setelah menikah memang baiknya tinggal sendiri. Mulai 'belajar' mengenal satu sama lain dalam satu atap tanpa ada intrupsi dari keluarga/saudara dll. Kaya semacam bikin kokoh pondasi dalam tahap awal membangun rumah. Terlalu banyak material gak penting dalam bangun pondasi, ya gak bagus juga ya. Hyun Woo merasa kesulitan di awal awal pernikahan karena satu rumah dengan keluarga istrinya yang konglomerat itu, yang jelas berbeda jauh dengan keluarganya yang berasal dari keluarga petani. Terkadang Hyun Woo dianggap lebih rendah oleh keluarga Hae In, dan sikap dinginnya Hae In membiarkan itu terjadi terus menerus tanpa membela suaminya. Namun Hae In sebagai istri malah gak nangkep sinyal Hyun Woo yang udah mulai muak tapi gak bisa ngapa-ngapain. Akhirnya Hyun Woo jadi acuh terhadap istrinya yang sebetulnya wanita butuh diperhatiin, dimanja gitu. Bahkan Hyun Woo udah mempersiapkan surat cerai untuk Hae In.


3. Keguguran

Nah siapa sangka, keguguran bisa jadi masalah baru dalam awal awal rumah tangga. Rasa ingin memiliki buah hati harus sirna dan pasti bikin suami-istri patah hati. Namun tiap orang pasti punya caranya sendiri untuk 'berduka'.  Hae In misal menyibukkan diri bekerja lebih giat agar cepat lupa akan keguguran yang sudah dia alami. Terlintas dia merasa disalahkan atas keguguran yang sudah terjadi. Padahal Hyun Woo gak bilang apa-apa.  Dan Hyun Woo malah merasa Hae In sebegitu mudahnya lupain 'calon' anak mereka. Kaya ambil kesimpulan sendiri di otak masing-masing, tanpa make sure fakta ke pasangan masing-masing. Jadi mulai salah paham deh. Padahal mereka berdua betul betul merasa berduka juga.


4. Komunikasi

Ini yang jadi akar masalah di awal awal rumah tangga Hong-Baek di Queen Of Tears. Mengkomunikasi sesuatu ke pasangan yang tidak ter-delivered dengan baik. Sepenting itu komunikasi itu untuk mencegah hal hal besar yang akan terjadi di kemudian hari. Menurutku se-simple kabarin kapan pulang. Harus pulang kerja telat, sedang merasa sedih, lagi pengen sendiri gamau di ganggu dan lain lainnya.


Terlepas cerita tentang tumor otak, memperebutkan penerus perusahaan dan menjadi seorang kepala desa. Tapi 4 point diatas yang aku highlight dari sisi kehidupan setelah menikah :) Ada kata-kata dari Baek Hyun Woo yang bilang kalo dia tidak berjanji untuk terus saling mencintai, tidak akan berpisah bahkan bisa saja akan saling membenci, tapi satu hal yang pasti diia akan terus ada di sisi istrinya selamanya. 

Dan memang betul, kehidupan setelah menikah isinya 'kompromi'. Gak selamanya mesra, mulus apalagi saling jatuh cinta bak pasangan kasmaran everytime everyhwhere sebelum  menikah. Kaya hidup aja kan, gak semua berjalan sesuai rencana. Tapi bagaimana kita bisa lewatin itu dan percaya bahwa hal hal kaya gitu adalah 'bagian' dari kehidupan rumah tangga yang harus dilewati. Disclamier ya kalo selingkuh, KDRT, judi online, narkoboy itu sih beda lagi. Ini bahas tentang berantem berantem kecil yang diawali dengan perbedaan pendapat misal cara didik anak, istri kerja apa engga sampai perkara nabung pake platform apa :p

Apa yang bisa kamu pelajari dari drama ini? Yuk, share di kolom komentar ya! Aku ranting drakor ini 9/10 karena sekeren ituuu dibuat nangis, ngakak, sedih, ketawa dan nangis lagi sepanjang 16 episode. 


Bogor,

Jumat, 3 Mei 2024

Read More

Minggu, 07 April 2024

What I Gain & Lost Since Became A Mam?


"what do you think you gain and lost since you became a mother? haha"

Saat sedang bercakap ria dengan teman di kantor lama, tiba-tiba temenku nanya itu. Ya ku jawab sejujur-jujurnya betapa lelahnya jadi Ibu... Beberapa hari berlalu eh ternyata pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di kepala sampai akhirnya tulisan ini dibuat.

Banyak hal yang belum aku sadari dan keluarkan sebenernya apa aja sih yang berubah dan bertambah semenjak aku menjadi seorang Ibu? Sampai Kala usia hampir 2,5 tahun aku (masih saja) terus observasi dan belajar apa aja sih yang buatku agak kesulitan being a mother. Rasanya peran dan aktivitas berubah 100% semenjak Kala lahir dan makin merasa 'sepi' menginjak Kala usia 2 tahun. Mungkin awal awal pas new born maish euforia punya anak pertama banyak yg bantu dan bla bla bla. Tapi melakukan aktifitas yang sama setiap hari (mandiin anak, nyuapin anak dan teman temannya) cukup membuatku jenuh. Belum lagi hadapi anak tantrum. Ternyata aku tidak sesabar dan sekuat ini hadapi anak toddler.

Sempet merasa kurang, sedih dan kadang banyak gagalnya kelola emosi yang baik saat anak sedang bertingkah. Kok orang orang atau gaya parenting di media sosial yang ajarin gentle parenting bisa ya tetep tenang saat anak tantrum? Kok aku gak bisa? Aku salah apa? Aku kurang apa? Pertanyaan ini terus ada di pikiran yang akhirnya bikin cape dan frustasi sendiri. Kalo bukan aku yang gagal jadi Ibu, apa memang anak ku yang super aktif? apa dia normal? apa perlu diajak ke dokter pertumbuhan dan perkembangan anak? pertanyaan pertanyaan itu yang bikin jadi cape sendiri.

"what do you think you gain and lost since you became a mother?"

Balik lagi ke pertanyaan diatas, rasanya banyak lost nya ya semenjak aku jadi Ibu. Aku gak perlu jawaban kaya "jadi ibu tuh ya balasannya surga. Liat anak senyum tuh semua lelah jadi hilang. Bersyukur punya anak, yang lain susah banget punya anak" dan respon yang kontradiktif atas apa yang sedang aku rasakan. Saat hati dan pikiran udah ke reset, respon seperti itu sangat membantu ya. Tapi akupun perlu memvalidasi segala emosi yang sedang dirasakan : cape, sedih, frustasi, kecewa, lelah, kesel dan marah. Lalu menerima semua emosi tersebut sambil peluk diri sendiri dan bilang "it's okay Nunga, kamu sudah berusaha dan berjuang sampai hari ini. Besok kita coba lagi ya, pelan pelan aja. Gak usah jadi Ibu yang sempurna, Kala ga butuh itu. Jadi Ibu yang selalu bahagia dan nikmati setiap prosesnya. Gak apa apa rehat sejenak, jauh sebentar dari anak, itu bukan berarti kamu jadi Ibu yang jahat"

sedih banget ngetiknya hahahahahaha

Sekarang aku bener bener bisa mengerti dan memahami pilihan Ibu lainnya yang memilih jadi working mom atau cukup punya anak satu. Setiap orang punya problem dan caranya sendiri saat hadapi masalah. Apa aku yang terobsesi untuk jadi Ibu yang baik ya? Saking excited akan peran baru dan belajar banyak hal, jadi lupa kasih cinta ke diri sendiri sekedar mengobati luka yang makin hari makin menganga. Kukira dengan memastikan suami dan anak cukup, itu juga cukup untukku. Ternyata engga. Pada satu titik apa yang ada didalam diri berontak dan protes bahwa diri ini juga butuh perhatian, butuh kasih sayang bahkan pelukan. Cukupkan diri dulu, baru orang lain?

"what do you think you gain and lost since you became a mother?"

Apapun yang didapatkan dan (mungkin banyaknya) yang hilang setelah jadi Ibu semoga bisa buat diri ini bahagia setiap harinya, terutama dengan diri sendiri. Bahagia dengan diri sendiri tanpa perlu bantuan dari orang lain. Bisa atasi segala emosi negatif dengan baik-baik saja (tanpa melampiaskan ke anak). Itu udah sebuah pencapaian besar. Tak perlu liat cara prenting orang lain alias media sosial yang kayaknya ya full hapinnes ever after :)

By teh way, baca blog ini sambil dengerin lagu Sleeping Through My Finger :)

Baca quote dulu boleh nih :


Peluk jauh buat para Ibu yang sedang merasakan hal yang sama!!


Cilacap, 7 April 2024

Read More

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.