MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Minggu, 16 Desember 2018

Reminder dari-Nya Lewat Ruang ICU

                    


Siang itu, untuk pertama kalinya aku masuk ruang ICU. Ternyata tidak sesuai dengan pikiran yang ada di kepalaku sebelumnya. Diruangan besar berbentuk persegi empat itu berjejer pasien di setiap dindingnya menghadap tengah ruangan. Dari ranjang pasien ke ranjang pasien yang lain hanya dibatasi oleh tirai yang bisa ditutup atau dibuka. Benar benar seperti space terbuka. Tepat di tengah ruangan terdapat meja berbentuk persegi panjang dengan space kosong di tengah nya. Itu adalah meja 'sibuk' dokter, perawat dan penjaga untuk mengupdate kondisi terkini dari masing masing pasien di ruangan tersebut. Tepat di depan setiap ranjang pasien terdapat satu meja dan satu kursi. Seolah olah pasien yang sedang ada diranjang tersebut ialah objek penelitian yang terus diupdate, diteliti dan dicatat kondisi setiap waktunya dari beragam sisi. Sisi denyut nadi, jantung, darah, nafas dan lainnya.

Di setiap ranjang pasien terdapat banyak alat serta selang infus yang masuk kedalam tubuh pasien. Salah satunya alat untuk mendeteksi denyut jantung dengan gambar seperti sandi rumput di layarnya dan banyak alat lainnya entah untuk apa. Suara alat dan tetesan infus menjadikan ruangan tersebut lebih hening dari biasanya. Semua orang yang ada di ruangan baik dokter, penjaga, perawat, keluarga sama sekali tidak bersuara. Jikalau bersuara dengan volume yang sangat kecil. Terdapat jam besuk keluarga di setiap hari nya dengan maksimal 2 orang yang masuk untuk 1 pasien. Telinga dan mata merasakan hal berbeda saat masuk ruangan tersebut. Ruangan penentu hidup dan mati seseorang.
Satu persatu aku perhatikan orang yang berada di ranjang tersebut. Mungkin ada sekitar 8 sampai 10 orang. Alat yang berada di kanan kirinya terus bekerja dengan selang yang terus mangalirkan cairan kedalam tubuhnya. Ada yang sudah mulai sadar dalam keadaan lemas, namun banyak juga yang belum sadar sama sekali. Ada yang seperti tidur nyenyak dan adapula yang bersuara saat bernafas menggunakan alat bantu seolah olah hanya untuk bernafas saja memerlukan banyak upaya. Dan semuanya sedang berada di batas hidup atau mati. Dari sana, aku baru mengetahui definisi koma itu apa.

Mereka semua yang terbaring tak sadar diruang ICU mungkin sedang berjuang. Berjuang untuk melawan rasa sakit didalam tubuh, berjuang untuk terus hidup atau menyerah untuk selamanya. Hanya untuk hidup bukan yang lain. Itu jadi tamparan didalam diri, yang masih suka mengeluh dengan badan. Manusia, ya manusia yang tidak pernah merasa puas. Merasa terlalu gemuk, terlalu kurus, kulit hitam, kulit putih pucat, berjerawat, ada tahi lalat di wajah dan protes protes lainnya. Padahal jika dilihat, semua yang sudah dikeluhkan atau diproteskan toh masih bisa disyukuri dengan nikmat sehat yang dirasa. Bernafas bebas nan gratis tanpa alat. Masih bisa beraktivitas dan bertemu dengan keluarga. Masih bisa produktif dan beribadah. Coba lihat orang orang yang sedang berada di ICU. Satu satunya keinginan yang dipunya ialah hidup. Iya, hanya hidup. Meski dalam kondisi apapun.

Balik lagi ke koma. Tak pernah terlintas dalam pikiranku ada salah satu keluarga yang mengalami koma dan terbaring di ruang ICU bahkan sampai berhari hari. Koma dan tidur adalah dua hal yang berbeda (dulu ku pikir hampir sama). Jika tidur, masih bisa dibangunkan. Sedangkan koma tidak bisa dibangunkan sama sekali. Itu definisi sederhananya. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang bisa koma. Salah satunya pembuluh darah di otak pecah, sehingga otak tidak bisa berfungsi dengan normal. Otak menjadi organ paling vital dalam tubuh manusia. Bayangkan jika otak sudah tidak berfungsi dengan baik, bagaimana bisa organ yang lainnya bekerja dengan baik juga. Bekerja tanpa dikomandoi dengan otak.

Dan itu terjadi pada Kakak (Alm) Nenek ku. Nenek dari Mamah di Bandung. Prosesnya juga begitu cepat.  Beberapa tahun terakhir, Nenek ku memang dibilang masih kuat nan sehat di umur 86 tahun. Tidak pernah mengeluh sakit atau minum obat secara rutin. Bisa dibilang diumur menuju 90 tahun Nenek ku sangat mandiri, dari mulai mencuci baju hingga memasak nasi. Memang beliau dirumah sendiri. Suaminya yang TNI dan anaknya sudah meninggal lama. Anak yang lainnya tidak tinggal bersama. Namun disebelah rumah Nenek ku itu tinggal juga Nenek ku yang lain serta anak anaknya. Pagi hari itu, tidak biasanya Nenek ku berdiam diri di rumah. Dipanggil berkali kali pun tidak nampak batang hidungnya. Ketika dikunjungi oleh Pamanku dan mengintip dari balik jendela, Nenek ku sudah merosot dari kursinya tepat didepan TV. Pintu perlu didobrak dari luar karena pintu sudah terkunci dari dalam. Nenek ku pingsan tidak sadarkan diri. Dibawa ke puskesmas lalu ke UGD Rumah Sakit sampai akhirnya berada di ruang ICU. Terakhir berkomunikasi ya biasa saja tidak ada tanda tanda. Bahkan saat masuk ke rumahnya, Nenek ku sedang merendam pakaian kotor dan memasak nasi. Rutinitas yang biasa dilakukan setiap pagi.

Selama 9 hari di ICU keluarga datang silih berganti. Semua merasa teramat sedih melihat kondisi Nenek yang penuh dengan selang di sekujur tubuhnya sampai nafas yang dibantu oleh alat. Kondisi terus menurun setiap harinya hingga dokter  dan  perawat pun sudah angkat tangan. Jikalau Nenek ku dikasih umur panjang, fungsi otak dan organ yang lain tidak bisa berjalan normal. Bisa dikatakan, 'bertahan karena alat' meski aku selalu percaya mukjizat Allah SWT selalu ada. Temanku bilang, ruang ICU itu seperti bom waktu yang suatu saat pasti meledak. Tinggal menunggu waktunya saja.
Hari ini, 16 Desember 2018, jam 01.00 WIB dini hari Nenek ku menghembuskan nafas terakhirnya. Meski harus melewati situasi kritis, dimana denyut nadi sempat tidak ada dan tekanan darah yang terus tinggi, Nenekku meninggal di ambulance dalam perjalanan dari Rumah Sakit ke rumah. Aku kehilangan sosok orang yang selalu memberikan nasihat bijak dan doa. Tidak ada lagi cerita zaman penjajahan Belanda dulu. Tapi, sekarang Nenek ku sudah tidak perlu merasa sakit dan lelah berjuang didalam dirinya. Nenek ku bahagia di surga. Bertemu dengan suami, anak dan adiknya (Alm Nenekku) disana.
Mohon dimaafkan jika selama hidup Nenek ku ada salah. Orang yang Allah beri sakit, mungkin Allah maksudkan 'pesan' atau pengingat bagi yang menerima sakit atau keluarga sekitarnya. Dan aku merasa, Allah memberikan banyak pelajaran dan hidayah dari sakitnya Nenek, ruang ICU hingga meninggalnya hari ini. Dan aku share dalam tulisan ini. 

Semoga, kita yang masih hidup di dunia mensyukuri nikmat sehat yang dirasa setiap harinya. Mengurangi protes dan mengeluh ini itu tentang badan setiap waktunya. Bahwa, sehat adalah yang paling penting. Yang paling utama. Bukan materi, status sosial, pendidikan, gelar, percintaan dan lain sebagainya. Allah mengingatkan umat-Nya lewat beragam cara. Semoga kita bisa lebih peka menerima kode/maksud dari Allah agar terus hidup di jalannya Allah. Aamiin.

Al Fatihah untuk Nenek ku.

Semoga yang sedang sakit segera dipulihkan dan keluarganya diberi kesabaran serta keikhlasan menerima. Sabar dan ikhlas lagi lagi menjadi tokoh utama dalam perjalanan hidup manusia. Semoga yang sedang menunggu kepastian keluarga di ruang ICU tidak lelah untuk berdoa dan pasrah kepada Allah. Semoga yang selalu protes dan mengeluh terus diingatkan untuk bersyukur mulai dari hal hal sederhana. Tak lupa semoga orang orang yang berprofesi di bidang kesehatan seperti dokter,  perawat atau penjaga RS terus diberkahi Allah karena profesi mulia tersebut, menjaga dan merawat orang sakit. Umur manusia tidak ada yang tau. Sekarang sehat, mungkin besok bisa dalam keadaan koma. Tidak ada yang pasti dalam hidup. Satu satunya kepastian ialah kematian. Bagaimana cara kita meninggal? Apa merepotkan orang lain atau bagaimana. Siap tidak siap, ya harus siap.
Dan semoga sedikit tulisan ini menginspirasi. Sudah kah bersyukur akan nikmat sehat hari ini?



Bandung, 16 Desember 2018


Ditulis melalui handphone. Sambil memandang langit. Langit Bandung kali ini sedikit mendung, mungkin sedang ikut berkabung. 


0 komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik dan sarannya ya agan agan!

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.