MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Kamis, 14 Juli 2016

Pengagum Langit


Biru. Ya, mungkin aku memang menyukai warna biru. Tetapi biru nya langit selalu membuatku jatuh cinta setiap berjumpa. Aku suka dengan ketinggian. Gunung, bukit atau lautan yang luas sekalipun adalah tempat favorit ku untuk mengagumi langit. Mengagumi tanpa akhir, selalu terpesona di setiap waktunya. Ingin ku terbang ke langit, memandang biru nya langit dari dekat lalu memeluk awan yang terlihat sangat empuk dari bawah. Akan tetapi, mau setinggi apapun aku berada, langit tidak bisa dicapai, langit tanpa batas. Sama seperti keinginan dan kepuasan manusia yang tiada batasnya.

Bagiku, langit adalah tempat aku merasa 'teduh' atas segala persoalam hidup yang ada. Bagiku, langit adalah 'hiburan' paling tepat, selalu aku tersenyum dan merasa takjub dibuatnya. Bagiku, langit adalah tempat aku 'tersadar' bahwa aku sangat kecil dibanding alam semesta yang indah ini. Perpaduan gradasi biru nya langit, yang bahkan warna biru nya tidak sempat ku temui di crayon atau font warna sekalipun. Gumpalan awan dan kumpulan awan yang tipis juga memancarkan pesona tersendiri. Sempurna, satu kata dariku.

Aku juga suka langit di pagi hari. Biru nya langit selalu membuatku semangat mengawali hari. Setiap pagi selepas solat subuh, selalu ku sempatkan memandang langit sambil afirmasi dan semoga setiap langkah yang sudah, sedang dan akan aku lakukan mendapatkan ridho dari Allah. Langit di kala senja juga tak kalah menarik perhatian ku. Ketika aku sedang bersedih, aku selalu mencari spot terindah untuk memandangi langit. Lalu bilang "Sampai kapan kau akan bersedih Nunga? Lihat apapun yang terjadi dalam hidupmu, seburuk apapun itu nampaknya, tidak akan ada yang berubah, bumi tetap berputar, matahari tetap terbit dari timur, langit tetap biru dan alam akan terus memancarkan keindahannya. Tidak kah kau malu dengannya? Banyak yang perlu disyukuri daripada fokus meratapi sesuatu" Dan itu berhasil membuatku ceria kembali.

Sedikit cerita, aku mulai menyukai dan memandangi langit semenjak Nenekku meninggal tahun 2012 lalu. Saat rindu itu datang, aku pasti memandangi langit dan percaya bahwa Nenek sudah mendapat tempat terindah di atas sana. Kadang aku ber-fantasi dalam imajinasi ku. Di langit yang indah itu, Nenek sedang memandangi ku sambil tersenyum. Bagaimana mungkin aku tidak rindu dengannya? Aku dari kecil dijaga dan diurus oleh Nenek, bulak balik Bandung-Bogor adalah rutinitas. Nenekku adalah orang pertama yang selalu memberikan arahan dan selalu menyuruh ku untuk bersyukur, karena aku memiliki dua pasang orang tua. Bukan hal 'normal' bagi kebanyakan orang. Bayangkan saja, saat umur ku 7 tahun obrolan dengan Sang Nenek bukan hanya tentang mainan atau makanan favorit tetapi nasihat dan berbagai wejangan. Menghormati orang tua adalah kunci masuk surga, begitu katanya. Nenekku selalu mengarahkan bagaimana seharusnya aku bertindak dan mem-perlakukan mereka (orang tua) dengan adil. Nasihat dari Nenek yang selalu aku ingat sampai kapanpun. Itu awal pula aku menyukai langit dan berujung mengagumi nya setiap waktu. Bahkan sampai detik ini.

Awan selalu memiliki bentuk yang menarik. Selalu aku berimajinasi dengan bentuk awan yang sedang kulihat. Seperti terompet, kapal atau bentuk apapun tergantung imajinasi ku yang akan membawanya kemana. Awan selalu bergerak tertiup angin. Memang benar, dalam hidup ini kita memang harus terus bergerak seperti awan, move move and move.  Bentuk awan tidak pernah kekal. Memang benar, di hidup ini tidak ada yang abadi.

Langit juga mengajarkan aku banyak hal. Langit yang luas, seluas pemikiran kita dalam memandang sesuatu. Langit yang lebar, selebar manfaat yang kita berikan kepada sesama. Langit yang tinggi, setinggi mimpi-mimpi kita yang digantungkan diatas sana. Langit yang lapang, selapang hati untuk mau menerima segala yang sudah Allah tetapkan dan gariskan. Langit yang biru, sebiru hati kita yang melambangkan ketenangan dalam kondisi apapun. Langit yang indah, seindah Allah telah menciptakan setiap insan manusia dan isi nya untuk kita syukuri. Langit dengan bentuk awan yang beragam, seberagam perspektif kita dalam memandang sesuatu, dan mengingat bahwa setiap orang memiliki pola pikirnya masing-masing. Langit tanpa batas, seperti kesabaran dan keikhlasan yang tanpa batas.

Bagiku, tiada lukisan paling indah selain langit biru dan kumpulan awan-awannya. Lukisan langsung dari Sang Maha Kuasa, pemilik sekaligus pencipta alam semesta ini. Aku tidak pernah bosan memandangi langit setiap harinya. Tetapi jangan sampai terlena melihat ke atas. Kadang kita juga perlu melihat kebawah. Memiliki mimpi dan usaha memang harus setinggi mungkin, akan tetapi jangan lupa taruh hati mu serendah mungkin. 

Ini adalah caraku mengagumi langit, bagaimana denganmu?







Semoga meng-inspirasi :)


- Langit Pangandaran, Jawa Barat 13 Juli 2016 -

2 komentar:

  1. Banyak yang perlu disyukuri daripada fokus meratapi sesuatu" suka kata kata ini deh....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap betul, kadang bersyukur jadi materi yang susah susah gampang ya? hehe

      Btw thanks for visit my blog :D

      Hapus

Ditunggu kritik dan sarannya ya agan agan!

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.