MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Minggu, 31 Maret 2019

Relationship Goals (Part 4) : Apapun Boleh Beda, Asal Tujuan Besarnya Sama

What to Wear in Europe to not Look like a Tourist - Europe Up Close
foto : pinterest


Apapun boleh beda asal tujuan besarnya sama. Kebanyakan orang selektif untuk memilih pasangan hidup. Buat wanita : si pria harus sudah mapan, agamanya baik, pekerjaan tetap, penyayang keluarga, sudah ada rumah dan lain sebagainya. Sedangkan buat pria : si wanita harus cantik, pintar, bisa masak, pengertian, keibuan dan lain sebagainya. Engga salah kok, memang kita gaboleh sembarangan pilih pasangan. Gak boleh sembrono alias buru buru karena umur sudah semakin tua, atau karena sudah sangat muak ditanya "kapan nikah?" sama lingkungan. Tapi ada yang lebih penting dari itu semua, yaitu tujuan. Iya, tujuan hidup yang sama.

Berbicara mengenai tujuan, setiap orang pasti memiliki pandangan atau persepsi yang berbeda. Dan tujuan ini ada hubungannya dengan rasa puas dalam mencapai satu titik ke titik yang lain. Pasangan sejatinya memiliki perbedaan dan persamaan dari banyak aspek, namun tujuan besar dalam menjalani hidup ya harus sama. Bayangkan jika semua sifat, hobby dan sikap sudah sama eh taunya si tujuan besarnya gak sama. Ya kaya lagu Armada "mau dibawa hubungan kita?" Muara sama tapi ujung nya berbeda. Kamu maunya kiri, pasanganmu maunya kanan. Hmm...

Selain karena tujuan yang sama bisa membuat hidup menjadi lebih terarah, tujuan yang sama juga bisa dijadikan sebagai pengingat. Iya pengingat bahwa mimpi besar kita itu ada dan siap untuk diwujudkan. Jadinya kita tetap semangat dan on track dijalur tersebut. Kamu tau ga kalo masing masing dari kita mungkin pernah merasakan bosan atau mood yang naik turun. Sama kaya Iman. Nah pentingnya punya tujuan besar yang sama, ketika kita lagi malas atau lagi bad mood mencapai si tujuan eh ternyata si pasangan lagi giat giatnya mencapai itu tujuan. Ya secara ga langsung kita jadi ikut terbagun kembali semangatnya. Dan juga secara gak langsung diingatkan bahwa tujuan besar itu terlihat nyata untuk diwujudkan.

Tujuan besar bisa juga dikatakan mimpi besar ya baik dalam kehidupan nyata, dampak kamu sebagai manusia di bumi atau kehidupan akhirat menuju Surga-Nya Allah. Pokoknya banyak deh dan itu tergantung kamu dan pasaganmu. Kalo aku tujuan besar hidupku ialah memberikan manfaat sebayak bayaknya selagi aku bisa dan menjadi orang sederhana nan bersahaja sepanjang masa. Alhamdulillah dua point itu aku temukan pada diri dia, dan dia pun menemukan hal yang sama hehe.

Jadi, tips and trik nih buat kamu yang masih sendiri atau sedang berproses bertemua dengan 'dia'. Coba ego idealis alias tipe idaman pasangannya dihold dulu, dikesampingkan dulu. Lihat apakah si dia memiliki tujuan besar yang sama dengamu atau tidak. Jika iya, baru deh menjalar ke hal personalia yang bisa membuatmu berproses, berkembang bersama sama dengan pasangan sepanjang masa. Bukankah itu hal romantis? One thing, nobody is perfect. But we try to be perfect each other. 

Perbedaan hobby, pekerjaan, latar belakang keluarga, daerah dan lain sebagainya akan kalah dengan tujuan besar yang sama. Apapun boleh beda, asal tujuan besarnya sama.

Sekian sharing relatioship goals kali ini. Eh udah chapter 4 aja. Mau baca chapter sebelumnya? Here we go :

- Relationship Goals (Part 1) : Mengajak Pasangan Ikut Komunitas Bersama
- Relationship Goals (Part 2) : Duniaku dan Dunia "Tanpa Aku"
- Relationship Goals (Part 3) : Saling? Coba deh Memberi Tanpa Mengharapkan Balasan




Semoga Menginspirasi!

Cikarang, 31 Maret 2019


Read More

Relationship Goals (Part 3) : Saling? Coba Deh Memberi Tanpa Mengharapkan Balasan

Happiness is *Have a nice day, love.. I really like the Tango dancing photos you send me ☺ *Loooveee it, so beautiful .. ❤❤❤

foto: pinterest

Banyak orang berargumen bahwa suatu hubungan itu harus saling. Jangan hanya berada pada satu sisi. Misal, saling mencintai, saling menjaga, saling bercerita dan saling saling lainnya. Tapi tau kah kamu, jika prinsip saling yang terus menerus ada dalam pikiran, maka akan timbul rasa 'menuntut'. Iya, menuntut pasangan alias menunggu pasangan melakukan hal yang persis sama dengan apa yang sudah kita lakukan pada mereka. Sambil tentu ada rasa kecewa didalamnya. Mungkin menimbulkan harapan bahwa pasangan pun seharusnya melakukan hal yang sama. Atau minimal melakukan hal yang serupa. Jatuhnya seperti hitung hitungan dengan apa yang sudah kita beri/perjuangkan untuk pasangan. Sudah tau kan jika harapan itu bisa membunuhmu sewaktu-waktu?

Dari satu sisi, akupun setuju agar memilki suatu hubungan yang sehat dengan pasangan tentu rasa saling diperlukan. Saling intropkesi jika sedang bertengkar, saling memberikan dukungan/support kepada pasangan dan bentuk saling lainnya.

Tapi eh tapi, jagan sampe nih terlena dengan rasa menuntut pasangan ya. Masih ingat kan tulisan Relationship Goals (Part 2) : Duniaku dan Dunia 'Tanpa Aku'  disana akupun membahas tentang 'tanpa tuntutan' dalam menjalani hubungan sehat dengan pasangan. Ketika tujuan kita digeser dan dirubah menjadi lebih sederhana yaitu membuat dia bahagia (but first, you are happy before) apa yang sedang dan akan kamu lakukan, memang tujuannya itu. Tulus dari dalam hati, bukan hanya memberi berdasarkan apa yang sudah dia beri. Misal kaya ke undangan nikah (posisi kalian sudah menikah). Si A kasih 100ribu saat kalian nikah, maka ketika si A nikah kamu pun memberi dengan nilai yang sama. Jadi selama proses kamu sedang-akan otak kamu mulai hitung hitungan, apa yang sudah pasangan kamu beri selama ini, patut kah dia dikasih lebih dan lebih? Terus aja dipikirkan sampai dijadikan beban. Dijadikan pertanyaan setiap harinya. Dan akhirnya ga fokus atau optimal mengeluarkan rasa untuk memberi kebahagiaan/kebaikan kepada pasangan.

Aku setuju sekali pernyataan "kalo kamu baik, aku akan lebih baik pun sebaliknya kalo kamu jahat, ku akan lebih jahat" tapi eh tapi coba deh untuk belajar tulus dalam bersikap. Tanpa ada niat 'mendapatkan lebih' setelahnya. Memberi kebaikan tanpa harapan diberi kebaikan kembali. Memberi senyuman tanpa harapan diberi senyum balik. Biar Allah Yang Maha Besar yang berhitung kebaikan yang sudah kamu lakukan akan dibalas kapan dan oleh siapa.

Kenapa ini dianggap penting untuk memiliki hubungan yang sehat? Karena kamu dan pasangan kamu mungkin tidak saling tau apa yang sudah atau sedang diperjuangkan untuk memberi sesuatu kepada pasangan. Misal kamu fokus beri perhatian, eh pasanganmu sekarang sedang fokus beri tenaga untuk tugas kuliah/kerjaanmu. Maka ujungnya kamu merasa pasangan kamu ada minusnya. Apa minusnya? Yaitu pasanganmu tidak memberikan perhatian balik, padahal kamu sudah berkorban banyak hal memberikan dia perhatian. Disatu sisi, kamu tidak sadar sudah dibantu tugas kuliah/kerjaan. See? Karena saling itu tidak perlu ada objek yang sama dalam waktu bersamaan. Ingat, setiap orang punya sudut pandang dan skala priotitas yang berbeda.

Nah, ketika kamu sudah memberi kebaikan/kebahagiaan secara tulus tanpa tuntutan kepada pasanganmu, maka percaya deh pasanganmu akan melakukan hal yang sama bahkan lebih (jika keduanya memiliki prinsip yang sama ya, coba deh ajak pasanganmu membahas ini). Setelah itu, kamu pun akan berusaha beri dia kebaikan/kebahagiaan lebih, dan pasangan kamu pun melakukan hal yang sama. Begitu seterusnya. Berlomba dalam membuat pasangan bahagia, bukankah itu lebih menyenangkan? Daripada berlomba menuntut sudah apa yang kamu beri kepada pasangan, yang akhirnya dijadikan alasan untuk memberi makan ego lalu bertengkar?

Masih ingat kan film Stand By Me Doraemon, saat Nobita sudah besar dan ditanya oleh Ayahnya Shizuka kenapa ingin menikah dengan Shizuka. Jawaban Nobita sederhana, tidak ingin menunjukan kelebihan yang dipunya atau rencana indah masa depan dengan Shizuka, tapi jawaban seperti "Aku ingin membahagiakan Shizuka". Sederhana dan lagi lagi mengena :)

Jadi, selamat memberikan kebahagiaan atau kebaikan pada pasangan. Tanpa paksaan atau tuntutan. Inget ya, bukan hanya saling tapi memberi kebahagiaan kepada pasangan tanpa mengharapkan balasan.



Semoga menginspirasi!

Jakarta, 31 Maret 2019



Read More

Jumat, 22 Maret 2019

Expect Nothing and Appreciate Everything

.
Foto : Pinterest


Sadarkah kamu bahwa apresiasi itu memberikan energi yang sangat luar biasa terhadap seseorang? Sebuah apresiasi bisa meningkatkan semangat  seseorang untuk berusaha lebih baik lagi. Merasa dihargai atas jatuh bangun dari sebuah proses. Merasa didukung atas keberaniannya setelah decide untuk 'memulai' dan mengesampingkan rasa takut yang seolah olah menjadi jurang paling dalam saat itu. 

Pernah kah kamu merasa langkah kecilmu dihargai oleh orang lain? Pernah kah kamu merasa apa yang sudah kamu lakukan diapresiasi oleh orang yang bahkan tidak kamu kenal sekalipun? Meski hanya dalam sebuah pesan teks bersimbol jempol tangan atau senyum manis nan tulus dari seseorang. 

Tahukah kah kamu bahwa hal sesederhana itu memberikan energi. Energi yang dimana bisa membuatmu menjadi lebih membara daripada sebelumnya. Energi yang tanpa disadari membuatmu merasa bahagia dan makin terus terpacu melakukannya lagi, lebih baik lagi dan lagi.

Apa yang sudah kamu lakukan baik itu disebut perbuatan baik atau belum, jangan dulu menyerah jika sampai saat ini kamu belum juga mendapatkan apresiasi. Belum juga merasa dihargai selayaknya, sepatutnya dan seharusnya. Mungkin mereka lupa atau belum sempat saja mengatakannya secara langsung. Tetap bahagia ya! Tetap berjalan lurus kedepan. Apresiasi diri sendiri terlebih dahulu, jangan menunggu dari orang lain. Kontrol ekspetasimu.

Tapi ada yang perlu kamu ketahui juga, kawan! Mengharapkan sesuatu dari orang lain memang tidak selalu menyenangkan. Jadi, expect nothimg dirasa paling "pas".

Satu hal yang perlu diketahui, kita tidak memiliki kuasa untuk mengontrol orang orang yang merespon apa yang sudah atau sedang kita lakukan. Yang bisa kita kontrol adalah ekspetasi diri sendiri. 

Eh nanti dulu, apa yang sedang kamu lakukan ini jangan jangan hanya berfokus pada "seberapa banyak" orang yang akan mengapresiasi itu. Bukan orisinil dari tujuan, kebermanfaatan dan positif vibes nya untuk sekitar.

Mulai sekarang mari coba buat bahagia orang lain lebih banyak. Dengan cara sederhana yang kita bisa. Yaitu mengapresiasi apapun yang sudah orang lain lakukan. Buat dia semangat dengan kalimat yang mengapresiasi dan menghargai. Membuat dia merasa lebih dekat menuju mimpinya, bukanlah itu sesuatu yang baik? Jangan hanya berfokus pada mimpi sendiri, ingat di dunia ini bukan hanya kamu yang punya mimpi.

Ya meski orang tersebut hanya memiliki progress 1%, angka itu tetap disebut proses. Angka itu juga lebih baik dibanding hanya jalan ditempat, tanpa perubahan dan tanpa improvement.

Kita tidak akan pernah tau tentang seberapa perih 'proses' seseorang hingga dia berada pada titik tersebut. Dan kita juga tidak akan pernah tau apa saja yang sudah dikorbankan untuk mendekatkan dia dengan segala mimpi mimpinya. 

Bijaklah dalam merespon sesuatu. Siapa tau, kata kata yang kamu keluarkan (tanpa disadari) berhasil merubah hidup seseorang. Bisa ke arah baik, atau sebaliknya. So, Expect Nothing and Appreciate Everything.



Semoga bermanfaat! :)


Cikarang,

21 Maret 2019




Read More

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.