MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Minggu, 02 Desember 2018

Relationship Goals (Part 2) : Duniaku dan Dunia Tanpa "Aku"

White couple experiencing virtual reality with VR headset | premium image by rawpixel.com
sumber : pinterest


Dalam kehidupan, apapun itu akan tiba saatnya rasa jenuh menghampiri. Apalagi yang namanya kebiasaan atau rutinitas. Rasa bosan kadang muncul secara tiba-tiba. Nah buat kamu yang sudah punya pasangan, pernah ga sih merasa hubungan yang sedang terjalin dianggap sebagai rutinitas? Misal, membangunkan pasangan di pagi hari lewat telepon, mengucapkan jangan lupa makan dan solat, sharing dan update kejadian di hari tersebut sebelum bobo sampai jadwal malem minggu atau weekened bersama.

Kebanyakan bagi kaum wanita, pria harus selalu ada 24/7 dalam seminggu. Harus muncul seperti hero ketika dibutuhkan, saat itu juga alias right now. Tapi tahukah kamu girls, mereka para pria juga memiliki dunianya sendiri. Dunia yang tidak begitu mudah di mengerti para wanita. Dunia yang sebetulnya agak aneh sih jika disebut 'dunia'. Dan yang paling utama, di dunia tersebut sama sekali tidak ada kamu didalamnya. Dan kamu harus menerima itu tanpa protes.

Nah kayak gimana sih dunia pria yang tidak ada kamu (wanita) didalamnya? Misal : Main games online, nongkrong sama temen temen cowoknya, having fun sama keluarganya ataupun menjalankan segudang hobinya. Apalagi jika si pria itu introvert, beuh bisa risih dia diikutin sama pasangannya kesana kesini. Malah kalau terus berdampingan dengan ego masing masing bisa jadi berantem. Oopss! 

Kita sebagai wanita, jangan mau mudah terkecoh. Merasa tidak dibutuhkan, tidak diperhatikan atau bahkan tidak disayang saat pasangan sedang menikmati dunianya. Yaitu 'dunia tanpa aku' didalamnya. Pada dasarnya pria menyukai hal yang simple dan menggunakan otak dalam merespon apapun. Sedangkan wanita pasti berpikir lebih ribet dengan perasaan yang selalu paling depan dalam merespon apapun. Kebanyakan karena ini nih hubungan menjadi dianggap tidak sehat, sedikit romantis dan banyak tidak manisnya. Akhirnya balik badan, bubar jalan sebelum mencapai tujuan.

Jadi, gimana nih kita sebagai wanita bisa menghadapinya? Yang pertama harus dilakukan adalah jangan mengekang. Pria nih kalo makin dilarang makin ganas, makin jadi. Karena dirinya merasa ditantang. Dan ingat pride seorang pria itu tinggi sekali. Jangan lupa, pasangan juga manusia yang punya 'kehidupannya' tersendiri. Mimpi, pencapaian pribadi dan ruang untuk mengaktualisasi diri. Lalu yang kedua, ketika pasangan kita sedang sibuk dengan 'dunia tanpa aku' nah kita juga bisa menyibukkan diri dengan duniaku. Apa sih duniaku? Sama seperti privasi dimana hanya kamu aja yang tau. Termasuk siapapun orang yang ada di dunia ini. Lakukan apapun yang buat kamu bahagia. Karena rasa bahagia itu timbul dari diri sendiri, we create it dan itu menjadi hukum privasi bagi setiap manusia. Lah kok bisa? Seperti kalimat yang ada dalam buku @nkcthi "ketika kita menaruh ekspetasi di raga orang lain, kecewa akan selalu menjadi teman". Raga orang lain disini adalah siapapun termasuk pasangan, keluarga, sahabat dan lainnya. Prinsipnya sama, kebahagiaan adalah hal privasi yang diciptakan diri sendiri. Dan lagi lagi hanya diri kamu yang bertanggung jawab atas bahagia atau tidaknya kamu dalam menjalani hidup penuh drama ini. You did it?

Ritmenya hampir sama seperti ini. Pria mengejar-wanita berpikir panjang-wanita menerima-pria sibuk dengan 'dunia tanpa aku'-wanita kecewa. Repeat. Dalam kondisi ini, ini saat yang tepat bagi kita (para wanita) untuk improve banyak hal. Untuk berjuang mencari peluang yang bermanfaat untuk diri sendiri tentunya. Misal : belajar make up, diet agar bisa memiliki badan idaman, nyalon, shopping sama temen temen dan anything that make you happy. Hal tersebut dilakukan bukan untuk pasangan ya, apalagi biar 'dilirik' orang lain tapi bener untuk appreciate diri sendiri. Love self kalo bahasa lagi nge-trend nya.

Jika pasangan sudah menemukan 'rumah' dalam diri kita, maka jangan takut kehilangan. Sejauh apapun melangkah, rumah akan selalu jadi destinasi terakhir. Semoga kita bisa menjadi insan wanita yang tidak mudah dikecewakan oleh hal yang sederhana, akan tetapi bisa menjadi insan wanita yang mudah merasa bahagia karena hal sederhana. Jangan lupa, semoga kita semua selalu dipeluk oleh keberkahan. Aamiin.

Persepsi diatas timbul akibat pemikiran pribadi dalam menjalani hubungan dengan pasangan ditambah sharing dengan beberapa teman pria baik yang belum dan sudah menikah. Ingat, setiap orang memiliki sudut padangan nya masing masing dalam melihat sesuatu. Bukan tanggung jawab kita untuk ikut merubah/membenarkan apalagi menyalahkan apa yang mereka pandang. Itu tugas besar. Berat, kawan!

Jadi teringat kalimat yang pernah dilontarkan pasanganku, katanya "kalo nanti aku meninggal duluan dan kamu gabisa melanjutkan hidupmu sebagaimana mestinya, berarti aku gagal". Jauh dari kata romantis ataupun manis namun terdapat makna yang sangat dalam di kalimatnya. Terus memikirkan itu sepanjang malam dan jadilah tulisan ini.

So, tulisan ini 100% dari pemikiran diriku sendiri ya. Mungkin setiap orang/pasangan punya cara terbaik masing masing untuk solved problem. Kalau kamu dan pasanganmu, gimana? Share dongs!


Semoga menginspirasi!

Jakarta, 2 Desember 2018
Ditulis dalam kamar kosan di hari Minggu. Sudah mandi dan ditemani rasa malas. Lazy Sunday katanya.


0 komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik dan sarannya ya agan agan!

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.