MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Sabtu, 05 September 2015

Dari Psikologi, sampai Fiqih Nikah :p


Sore tadi, ketemu sama temen temen panitia salah satu training yang akan diadakan awal oktober. Setelah perbincangan 'utama' selesai, maka selepas isya di lanjut lah obrolan yang benar-benar mendalam satu sama lain. Obrolan tanpa rencana sebelumnya dan mengalir begitu saja tapi sangat asyik hingga kita masing masing lupa waktu :p

Saat itu, ada 6 orang. 5 wanita dan 1 orang pria yang duduk dan terhnanyut dalam obrolan ini. Dan aku rasa, mereka jauh lebih dewasa umurnya dibanding aku hehe. Aku coba mengikuti obrolan mereka dan jaga sikap jangan terlalu childish lebay kaya biasa ke orang orang terdekat :p
Diawali dari cerita temen temen terdekat mereka yang mengalami sesuatu yang gak 'normal' dalam kehidupanya. Seperti bipolar atau gangguan yang membuat seseorang tidak bisa membedakan mana itu kehidupan realita dan mimi-mimpinya, Agak merinding ngedengernya, ternyata yang kaya begituan beneran ada. Hari ini aku jadi nambah wawasan tentang gangguan gangguan dalam psikologi  yang tidak memandang bulu. Mana yang cerdas, yang pintar, yang taat agama sekalipun. Setiap orang memiliki jiwa. Dan jiwa itu harus benar benar di isi jangan sampai kosong. Diisi dengan hal hal positif, minimal berkumpul sama orang orang yang positif pula. Setiap orang memiliki masa lalu yang mungkin sudah selesai atau belum. Sungguh di kehidupan ini, sangat perlu untuk mendefiniskan ulang tentang hidup yang 'beneran' hidup. Kesimpulan dari obrolan ini, saya sangat bersyukur atas segala yang sudah saya alami. Ternyata ada orang orang yang 'sakit' di dalam jiwanya yang harus menghabiskan banyak uang untuk ke psikiater. Bener bener ya penyakit hati yang membelenggu hidup kita harus segera dilepaskan. Ditambah support dari lingkungan dan pondasi yang kuat di agama.

Obrolan selanjutnya melebar ke lingkungan keluarga dan tekhnik mendidik yang diajarkan orang tua akan membentuk karakter si anak. Bahkan saat si anak masih dalam kandungan usia 4 bulan. Mimik orang tua, lingkungan suara dan lain lainnya akan membekas di si anak. Ternyata menikah dan berumah tangga serta memiliki anak perlu persiapan yang cukup matang ya hehe :)

Karena sore tadi di dominasi oleh wanita maka obrolan berlanjut ke sesi nikah. Nikah dalam islam tentunya. Dan yang lebih seru, satu satunya pria yang ada di obrolan sore tadi cerita tentang buku Fiqih Nikah yang sudah dia baca. Otomastis jiwa kepo wanita yang pengen tau kaya gimana. Dan inilah hasil rangkuman saya hehe

Katanya, ada 4 point yang mana pria dan wanita memiliki point tingginya masing-masing. Itu dalam konsep pernikahan ya.

Untuk Pria:
1. Umur. Usia harus lebih tinggi (baca:tua)
2. Uang. Yaiyalah kan kepala keluarga ya?! hehe
3. Fisik. Ini nih katanya ngaruh ke psikologi dan di buku itu ada penjelasannya.
4. Status Sosial. Iya sih aku setuju, biar ga minder ya kan?

Nah ini untuk sang wanitanya:
1. Cantik. Wanita harus lebih cantik, dengan definisi cantik yang luas ya. Aku sih mikirnya, wanita harus bisa merawat diri, memeprcantik diri dan isi otak dan juga hati :)
2. Santun.
3. Watak.
4. Menahan emosi/nafsu.

Waaww baru pertama kali ngobrol dan membahas fiqih nikah. Hemmmm seneng dapet ilmu dan temen baru. Padahal sore itu niatnya cuman ngobrol buat acara nanti hehe. Mungkin Allah SWT yang merancang semua ya, padahal tadi aku sendiri ga akan dateng soalnya badan lagi kuang fit tapi alhamdulillah dapet ilmu baru hehe :)

Menginspirasi kah?
Semoga iya ya, nanti kita lanjut ngobrol lagi :)

0 komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik dan sarannya ya agan agan!

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.