MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Kamis, 24 September 2015

Perjalanan Suci "Le Grand Voyage"


Selamat Iedul Adha 1436 H

Gimana nyate nya? lebaran haji kali ini dapet berapa bungkus daging? awas koleterol naik gara gara makan kambing berlebihan. Di Indonesia inilah budaya saat datangnya lebaran haji. Hari ini, saya kepengen punya sudut pandang yang berbeda tentang lebaran haji. Lewat film yang baru selesai saya tonton dan pastinya sangat berkesan sekali sampai saya tulis di blog ini :)

Nama Filmnya "Le Grand Voyage" atau perjalanan agung. Film asal Perancis di tahun 2004 ini di sutradarai dan ditulis oleh Ismael Ferroukhi. Film ini menceritakan perjalanan sang Ayah yang minta anter kepada anaknya untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah menggunakan mobil. Hubungan sang Ayah dan anak tidak terlalu baik sehingga di dalam perjalanan, mereka lebih banyak saling diam. Si anak turunan Perancis-Maroko.

Perjalanan dimulai dari perancis selatan, italia, slovenia, kroasia, yugoslavia, bulgaria, turki, suriah, yordania hingga ke Arab Saudi dengan jarak 5.000 km. Di dalam perjalanan sang Ayah dan anak mulai saling membuka diri mengenal satu sama lain. Namun tetap saja sifat si anak yang keras kepala dan sang ayah yang sangat tegas menambah bumbu cerita yang penuh makna selama perjalanan 'agung' itu. Sang ayah yang sama sekali tidak bisa membaca namun lebih hebat dalam memaknai kehidupan. Perjalanan mereka benar benar memberikan pelajaran bagi mereka atau saya sebagai penonton. Bagaimana di tengah jalan, mereka bertemu dengan seorang wanita tua yang bisu dan misterius sampai akhirnya mereka meninggalakn wanita tua itu di hotel, tak lama kemudian di perjalanan badai salju pun turun sehingga sang ayah sempat di rawat di rumah sakit karena kedinginan. Selain itu, mereka bertemu dengan seorang lelaki tua asal Turki yang memiliki niat tidak baik. Sampai akhirnya uang mereka di ambil oleh pria itu.

Selama perjalanan, mereka berdua memiliki pemikiran yang berlawanan. Sampai berantem dan sang Ayah menyuruh untuk menjual mobilnya dan uangnya dipakai si anak pulang menggunakan pesawat terbang dan sang Ayah melanjutkan perjalanan seorang diri, Ada yang menarik dari film ini, selama perjalanan ketika sang ayah menunaikan solat, si anak hanya menontonnya saja dan sang ayah tidak pernah mengajak anaknya untuk ikut solat. Mungkin ini budaya barat, agama adalah hal privat yang tidak bisa diikut campuri oleh siapapun termasuk orang tuanya. Berbeda sekali dengan budaya timur di kita bukan? orangtua menentukan sikap dalam perilaku agama anaknya, sehingga wajar generasi muda zaman sekarang mengaku beragama bukan karena keyakinannya sendiri sehingga pada akhirnya banyak yang melenceng.

Film ini menjelaskan islam dari sudut pandang yang tidak biasa. Sampai akhirnya mereka hampir tiba di Mekkah dan bertemu dengan saudara saudara lainnya yang hendak menunaikan ibadah haji dari berbagai negara. Disana terlihat sekali kekeluargaan yang sangat mendalam meski mereka beda negara tapi mereka memiliki tujuan yang sama yaitu menunaikan rukun islam yang kelima.

Sebelum sampai Mekkah, sang anak menanyakan tentang seberapa pentingnya Mekkah dikunjungi oleh Ayahnya. Dan kenapa harus menggunakan mobil tidak menggunakan pesawat yang jelas lebih praktis. Lagi lagi sang Ayah mengajarkan islam dan tidak menggurui. Ah, saya sungguh terpesona akan indahnya islam dari film ini :)

Di akhir cerita, sang ayah pergi menunaikan haji dan si anak menunggu di dalam mobil. Namun ketika sudah mulai larut malam, sang ayah tak kunjung datang. Sampai pada bis terakhir, sang ayah tak muncul batang hidung nya. Keesokan harinya si anak menyusul naik bis dan berniat mencari ayahnya. Namun ternyata, si anak menemukan bahwa ayahnya telah meninggal usai menjalankan ibadah haji. 

Sebelumnya sang ayah pernah bilang. "Naik haji adalah rukun islam yang kelima. Dan siapapun yang sudah mampu, maka wajib untuk menjalankannya. Dan Ayah ingin melakukannya sebelum meninggal. Ayah tidak mungkin naik haji tanpamu. Semoga Allah memberkahimu, ayah mendapat banyak pelajaran dari perjalanan kita". Obrolan Ayah dan anak yang benar benar meaningful selama perjalanan 5000 km.

Film yang sangat menarik, dan saya sempat meneteskan air mata saat si anak mengetahui ayahnya meninggal. Si anak nangis dengan penuh nada penyesalan, si anak memukul tangannya sendiri. Tangisannya memang tidak kencang, tapi saya merasa tangisannya punya makna penyesalan terdalam. 

Ternyata dalam sebuah perjalanan akan mengajarkan sesorang banyak hal. Sama halnya dengan proses, proses yang kita sedang jalani mengajarkan kita sesuatu yang akan berguna untuk perjalanan/proses proses selanjutnya, Hasil atau tujuan bukan yang utama, tapi proses yang akan menjadikan kita seperti apa nantinya.

Semoga film dan sharing saya dapat bermanfaat untuk kalian. Yuk, mulai jaga, hargai dan bahagiakan orangtua kita selagi mereka masih ada. Umur tidak ada yang tau, jangan sampai menyesal di kemudian hari :)


Bandung, 24 September 2015
Happy Iedul Adha 1436 H






1 komentar:

Ditunggu kritik dan sarannya ya agan agan!

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.