MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Minggu, 27 November 2016

Bermain Perspektif!


"Selamat bermain dengan perspektif yang beraneka ragam. 
Semoga bisa lebih bijak dalam menilai sesuatu"

Hari itu, aku belajar sesuatu dari cerita hidup seorang kawan. Seorang kawan yang baru ku kenal. Mendengar cerita pengalaman hidup yang lika-liku dan menjadi tulang punggung keluarga adalah sesuatu yang menurutku keren. Bagaimana tidak? Untuk saat ini masih banyak anak muda yang masih bergantung dengan orang tua ditambah pamer sana sini pake kekayaan orang tuanya. Atau memaksakan untuk 'memiliki' sesuatu agar bisa diakui oleh satu komunitas atau meningkatkan popularitas di media sosial. Itu hasil observasi aku selama ini. Bukan benar atau salah, tapi apakah kamu sepakat atau tidak?

Setelah mendengar ceritanya, terasa sangat tertampar. Aku masih banyak tidak bersyukurnya dan banyak ngeluhnya dalam menjalani hidup ini :(

Selalu aku tertarik dengan 'perspektif' atau mindset seseorang. Itu yang menjadi alasan aku menyukai perilaku konsumen dan ilmu marketing yang tiada habisnya. Yang terlihat dari luar, belum tentu sesuai dengan apa yang ada di dalam. Orang yang (mungkin) kita lihat sebelah mata, siapa tau dia memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak dari kita atau bahkan nasibnya beberapa tahun lagi akan jauh lebih hebat dari kita. 

Orang yang bertatto selalu dianggap sebagai manusia yang gagal dan preman. Orang berkerudung dianggap lebih baik agama nya dibandingkan dengan yang tidak. Orang yang suka di masjid dianggap memiliki tingkat kepastian masuk surga yang lebih pasti dibanding yang tidak. Jadi ingat waktu itu nonton video yang dikasih teman yang berisikan tentang tidak ada jaminan untuk masuk surga.Terlepas selama ini kita rajin solat, sodakoh, berperilaku baik ataupun suka menolong orang. Karena siapa tahu orang tersebut saat dicabut nyawanya dalam keadaan kafir? Naudzubillah. Berarti makin percaya deh, belajar agama itu ga ada kata selesai. Belajar kehidupan juga. Karena kalo ada kata 'selesai', berarti belajar nya pun selesai. Jadi, terus menerus harus belajar. Jangan cepet puas akan sesuatu, terus update dan upgrade!

Balik lagi bahas tentang 'perspektif'. Setiap berada di suatu tempat, entah di atas gojek, di commuter line, di bis atau dimanapun berada kadang suka penasaran apa ya yang sedang dipikirkan orang-orang disana. Terus suka kepengen tahu cara orang melihat sesuatu. Jadinya kalo ketemu orang/temen baru, gak heran kalo aku suka banyak nanya. Selain menambah wawasam (dari obrolan yang bermutu pastinya ya), aku jadi menambah satu sudut pandang dalam sesuatu dari hasil obrolan itu.

Definisi bahagia, definisi sukses bahkan definisi cantik/cakep pasti setiap orang punya standar nya sendiri. Jadi kadang lucu ya, kalo kita suka banding-bandingin yang satu dengan yang lainnya. Atau terus bermain perspektif kalo hidup si dia, dan dia yang lainnya lebih bahagia dari kita. Dan merasa masalah yang kita miliki selalu lebih berat. Padahal kan kunci nya cuman satu, menerima dan mensyukuri :)

Atau menjajah pemikiran seseorang agar sesuai dengan jalan pikirnya. Bukannya setiap orang berhak untuk menentukan jalan hidupnya masing-masing? Pada akhirnya, sukses atau gagal. Menang atau kalah. Bahagia atau tidak. Hanya dia sendiri yang tau. Mungkin saat seperti ini kita perlu menjadi tuli 'sesaat'.

Seru ya bermain dengan kata 'perspektif'. Makannya judul blog aku diatas nya "Nunga's Perspective Of Life" karena semua yang aku tulis berdasarkan perspektif sendiri dalam menilai sesuatu. Bukan tentang soal kebenaran, apalagi pembenaran. Bisa jadi yang aku tulis selama ini salah. Siapa tahu? "Selamat bermain dengan perspektif yang beraneka ragam. Semoga bisa lebih bijak dalam menilai sesuatu"

Tapi aku kehabisan ide, kalo bahas tentang perspektif perasaan kaya gimana. Mungkin, kamu ada ide? :p



Semoga bermanfaat sharing malam ini.

Jakarta, 27 November 2016.


Read More

Sabtu, 12 November 2016

Jakarta dan Makna 'Pulang'


"Dan lalu...Rasa itu tak mungkin lagi kini, bawa aku pulang, rindu! bersamamu....."

Tinggal menghitung beberapa minggu lagi, tahun 2016 akan segera berakhir. Rasanya setiap akhir tahun, aku seperti membuka rapot perjalanan selama satu tahun. Apa resolusi yang sudah ter-checklist, pencapaian apa yang sudah di capai dan hal hal kecil nan sederhana yang menyenangkan. Waktu terus berlalu, yang paling aku takutkan adalah sudah kah aku bermanfaat dan menggunakan waktu yang sudah aku miliki saat itu dengan bijak?

Dan siapa sangka, aku menghabiskan bulan bulan terakhir 2016 ini di Jakarta dan seorang diri (lagi). Tanpa diduga dan direncanakan sebelumnya. Kadang suka geli sendiri, awal 2016 nekad ke Pare lalu ditutup akhir tahun di Ibukota. Yang sampai saat ini, aku juga belum memiliki rencana pastinya akan di Jakarta sampai kapan. Hidupku benar benar seperti ber-tamasya yang terus memacu adrenalin. Seperti bepergian tanpa rencana dan tanpa peta. Dimana kamu pergi mengikuti kemana kaki melangkah dan angin bergerak, Bukankah itu hal yang paling ditunggu saat melakukan suatu 'perjalanan'?

Lagi-lagi aku makin yakin, bahwa memaknai perjalanan bukan hanya disaat kamu sedang pergi ke suatu tempat yang baru atau bertamasya ke suatu tempat. Akan tetapi perjalan dalam hidupmu sendiri. Sama kaya sekarang yang sedang aku alami. 

Sedikit cerita, saat itu aku masih pengangguran dan sibuk melamar kerja sana sini. Terus ada panggilan psikotes di salah satu Perusahaan di daerah Jakarta Pusat (salah satu perusahaan media yang aku incar saat masih kuliah). Dan saat itu juga aku diundang interview sore harinya di Jakarta Barat. Setelah selesai psikotes, menghabiskan waktu di caffe yang ada wifi dan AC nya, aku pun datang untuk memenuhi panggilan interview di Jakarta Barat. Interview ini aku cuman iseng dateng karena mumpung lagi di Jakarta. 

Selesai interview hampir 45 menit, malamnya aku langsung dikabari kalo aku keterima. Aku langsung memutuskan untuk mengiyakan. Saat itu feeling aku kuat banget buat bilang IYA (dan alhamdulillah sampai hari ini aku tidak pernah merasa menyesal akan keputusanku saat itu, kerjanya enak dan santai). Lagi lagi karna aku selalu tertarik akan sesuatu hal yang baru, yaitu 'kepengen jadi anak kos, rasanya gimana ya?' Setelah itu, sibuk cari kosan dan lain-lain, dan kahirnya tepat 1 minggu aku sudah mulai masuk kerja.

Lalu mungkin ini cara alam semesta ber-reaksi? Jadi berpikir, mungkin Allah memang menetapkan rejeki untukku disini, sekalipun dikarenakan  'iseng' keterima syukur, engga juga gak masalah. Lalu aku ingat kalimat seperti ini "Jika Allah sudah menetapkan sesuatu untuk kamu, tanpa kamu perlu berusaha sekali pun kau akan dilancarkan segalanya. Namun jika memang Allah tidak menetapkan sesuatu itu untuk kamu, mau kamu berusaha sekeras apapun, hal tersebut tidak akan terjadi" Konsep rezeki yang sudah aku alami sendiri. Aku pun jadi percaya, bahwa kalimat tersebut benar benar terjadi. Mungkin konsep jodoh juga seperti itu ;p

Dan, hari ini belum genap 3 bulan aku di Jakarta. Lagi belajar 'peka' terhadap sekitar. Mengamati apa yang berbeda disini. Seperti udara, nada suara dan logat kahas betawi, ketoprak yang buka sampai malam hari, yang pada ga pake helm kalo naik motor ke jalan besar, yang motor pada ngebut dijalan, kendaraan kendaraan yang ada di persimpanagan jalan yang belum lampu hijau sudah maju duluan sampai naik kopaja yang ugal-ugalan di jalan yang sempit. Semuanya ada di Jakarta dengan segala romantisme di dalamnya. 

Kau tahu, yang paling aku rindu di Bandung adalah kamarku. Yang disamping tempat tidurnya ada jendela yang aku bisa lihat langit biru di siang hari atau bintang berkelap-kelip di malam harinya dengan leluasa. Makannya hal pertama yang aku lihat saat mencari kosan disini adalah posisi jendela yang menghadap keluar, sehingga aku bisa melihat langit sepanjang waktu di dalam kosan. Namun sayang, disini aku jadi jarang melihat langit yang biru nan indah, entah kenapa aku sering melihat awan Jakarta yang selalu mendung atau teriknya matahari yang menusuk kulit. Dan bintang bintang yang sering aku lihat di Bandung mungkin bersembunyi dibalik polusi Jakarta ataupun radiasa cahaya di Ibukota. Pernah waktu itu, aku melihat satu bintang di langit Jakarta, rasnaya senang bukan kepalang :D 

Selain lebih peka terhadap sekitar, aku juga jadi belajar lebih peka terhadap rasa. Menikmati jadi anak kos, yang lebih memiliki banyak waktu sendiri di dalam kamar kosan. Jadi lebih sering berinteraksi dan makin aware sama diri sendiri. Bahkan lebih mandiri dari biasanya, Cari makan sendiri, masak nasi sendiri, cuci baju sendiri (tanpa mesin cuci), sampai sibuk berperang seorang diri dengan kecoa yang tiba tiba ada di dalam kamar pada suatu malam setelah pulang kerja :( Atau saat bepergian sendiri (biasanya di Bandung pake motor sekarang disini jadi pejalan kaki) bermodalkan google maps. 

Pernah saat itu aku kepengen pergi ke Gramedia Mantraman yang berada di Jakarta Timur, katanya Toko Buku terbesar di Asia Tenggara (entah benar atau engga) seorang diri, kalap belanja buku diskonan. Berangkat mencoba naik kopaja dan pulang naik comuter line (KRL). Saat penghujung hari, rasa senang dan bangga tak bisa lagi di tahan. Salah satu wish list ter-checklist juga, yaitu menginjakkan kaki di Gramedia Mantraman ditambah bonusnya rasa bangga pergi kesana naik umum seorang diri.

Pengen beli semua buku nyaaaaaa....

Stasiun Palmerah sore hari

Stasiun Palmerah

Gramedia Mantraman

Di dalem KRL dari Stasiun Gondangdia - Manggarai

Saat menulis blog ini, aku juga mulai memaknai apa kata 'pulang'. Pulang ke tempat yang kamu panggil itu rumah. Rindu teramat dengan rumah dan orang orang didalanya. Keluarga. Bersenda gurau. Makan bersama. Atau bahkan berdebat dengan adikku di rumah dan bawelnya Mamah kalo selesai pulang kerja. Dan rasanya aku berharap Jakarta-Bandung dan Jakarta-Bogor bisa ditempuh dalam waktu 10 menit :(

Ah, aku sudah sangat belajar banyak di 3 bulan ini (semoga amsih terus bisa banyak belajar hal hal lainnya). Bukan hanya tentang bagaimana usaha atau cape nya untuk mencari rejeki, tetapi tentang berkawan dengan hal hal baru disini yang membantu aku meng-upgrade diri sendiri ke arah yang lebih baik. Allah sungguh baik padaku, aku selalu diberi kesempatan untuk bersyukur dan melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Barakallah :')

Kira-kira apalagi ya yang aku dapat dari Jakarta, besok dan besoknya lagi? Atau di penghujung 2017 aku ada dimana ya? Engga penasara sih, tapi aku percaya Allah sudah menetapkannya disana termasuk calon pendamping hidupku yang sudah atau belum dipertemukan denganku saat ini, meski aku percaya kalau itu kamu, jika tidak pasti orang itu lebih baik dan kita bisa saling memantaskan diri saat ini di tempat masing masing :)

Semoga menginspirasi, kalo pun tidak semoga ada yang bisa kamu ambil dari hasil sharing aku ini yang sangat biasa saja. Paling enak baca blog ini sambil minum kopi panas ditemani lagu dari Float yang judulnya Pulang.




Jakarta, 12 November 2016

Read More

Minggu, 23 Oktober 2016

The Monk Who Sold His Ferrari


Masih dengan buku berbau psikologi (favorite dan selalu ditulis di blog) karya Robin Sharma. Menceritakan tentang seorang pegacara terkenal nan mempesona serta memukau siapapun yang menyaksikannya dalam menangani beragam kasus yang dia hadapi. Pengacara yang dijuluki sangat mahal ini siapa sangka memilih untuk meninggalkan segala yang dia punya, menjual semua hartanya bahkan ferrari nya sendiri lalu semua uangnya disumbangkan dan ia pergi ke negara Khasmir yang berada di kaki pegunungan Himalaya untuk belajar kepada kaum bijak sivana yang berada disana. Kaum bijak Sivana dianggap adalah kumpulan orang-orang paling bijak yang ada di dunia, dengan umur yang lebih panjang dan sehat dibandingkan dengan yang lainnya. 

Well, meskipun cerita ini fiktif namun gambaran ceritanya sering aku lihat dalam kehidupan nyata. Banyak orang yang terjebak dengan segudang kesibukan untuk mencapai sesuatu yang tidak ada habisnya (pekerjaan/karier) sampai mengorbankan kebahagiaannya sendiri. Menunpuk materi demi materi tapi menyampingkan waktu untuk bertemu dengan keluarga dan kerabat. You know, that money can't buy your happines :(

Julian nama pengacara itu. Plot waktu dan tempat dalam buku setebal 233 halaman ini terjadi di rumah sahabat Julian. Isi buku ini seolah-olah menggambarkan Julian yang sedang menceritakan pengalamannya mempelajari cara bijak dalam menjalani kehidupan versi kaum bijak sivana ke sahabatnya yang sama sama pengacara juga. Dari mulai 10 cara hidup bercahaya sampai segala perumpamaan dan cerita serta simbol alam semesta dalam memaknai kehidupan ini.

Disini aku ga akan bahas semua perbincangan mereka, tapi bakal bahas hasil ringkasan yang jadi point utama dalam buku ini yang aku suka, salah satu cerita ini:

"Ku sedang duduk di tengah-tengah taman yang sangat indah, lebat  dan hijau. Taman itu dipenuhi bunga paling spektakuler yang pernah kau lihat. Lingkungannya sangat damai dan hening. Nikmatilah cahaya sesnsual taman ini dan rasakan seolah-olah kau memiliki waktu selamanya untuk menikmati oasis alami ini. Kau memandang sekeliling dan melihat bahwa di tengah-tengah taman ajaib itu berdiri sebuah mercusuar berwarna merah yang menjulang setinggi enam tingkat. Tiba-tiba, kedamaian di taman itu terusik oleh bunyi keriang-keriut saat pintu di dasar mercusuar terbuka. Dari dalamnya, muncullah seorang pesumo Jepang setinggi 280 cm dan seberat 450 kg yang berjalan-jalan dengan santai menuju tengah-tengah taman. Saat pesumo itu mulai berjalan-jalan di taman, dia melihat sebuah pengukur waktu berwarna emas berkilau yang ditinggalkan seseorang bertahun-tahun sebelumnya. Dia menginjak pengukur waktu itu hingga jatuh terpeleset ke tanah dengan bunyi gedebuk keras. Pesumo itu pingsan dan berbaring di sana, bergeming dan tak bersuara. Ketika kau mengira dia sedang menghembuskan nafas terakhirnya, pesumo itu bangkit, mungkin karena harum beberapa kuntum mawar kuning segar yang tumbuh di dekatnya. Merasa mendapat suntikan tenaga, si pesumo dengan cepat melompat bangkit dan secara naluriah menatap ke arah kiri. Dia terkejut dengan apa yang dia lihat. Di balik semak-semak di ujung taman, dia melihat jalan setapak yang panjang berliku-liku yang ditutupi jutaan berlian berkilau. Ada sesuatu yang seperti menyuruh si pesumo menyusuri jalan setapak itu, lalu da melakukannya.
Jalan setapak ini mengarahkannya ke jalan kegembiraan abadi dan berkah yang kekal."


Dari cerita diatas, terdapat 7 Nilai Kebajikan Hidup Tercerahkan yang Tak Lekang Oleh Waktu, yaitu dengan simbol :
1. Taman yang indah = Kuasai Benak
      Kualitas hidup ditentukan oleh kualitas pikrian
2. Menara Mercusuar = Ikuti Tujuan
     Tujuan hidup adalah hidup yang bertujuan
3. Pesumo =  Praktikan Kaizen
     Kaizen adalah Bahasa Jepang artinya pengembangan diri dan kemajuan secara terus menerus
4. Kabel Kawat Merah Muda = Hiduplah dengan Dislipin
5. Pengukur Waktu Emas = Hargai Waktu
6. Mawar yang Wangi Semerbak = Layani Orang Lain Tanpa Pamrih
7. Jalan Berlian = Rangkul Masa Kini

Ketujuh hal diatas aku setuju banget, bagaimana cara kamu hidup dengan bijak, sederhana dan bahagia sepanjang masa hehe. Siapa sangka buku 'The Monk Who Sold His Ferrari' buku yang gak sengaja aku beli saat ada bazar gramedia di salah satu Mall di Kota Bogor dengan harga Rp 20.000,- ini isinya sangat luar biasa. Hal yang tak terduga dalam hidupmu adalah kejuatan dari Allah sebagai alat yang bisa aku gunakan untuk terus memperbaiki diri dan juga mungkin ini cara alam semesta bekerja.

Sebaga salam penutup, tak lengkap sepertinya jika tidak aku akhiri dengan beberapa quote yang ada di buku in. Siapa sangka buku lama  karya Robin Sharma yang aku beli dengan harga murah ini bisa jadi sumber energi positif aku dan kamu yang baca hehe. Semoga menginspiras dan sebarkan virus membaca!

"Siapa yang menanam pikiran, dia menuai tindakan. 
Siapa yang menuai tindakan, dia menuai kebiasaan. 
Siapa yang menuai kebiasaan, dia menuai karakter. 
Siapa yang menuai karakter, dia menuai takdir"


"Satu-satunya batasan dalam hidup mu 
adalah batasan yang aku tetapkan"


"Waktu terbaik untuk menanam pohon adalah 400 tahun silam. Waktu kedua terbaik adalah hari ini. 
Jangan pernah membuang-buang bahkan satu menit pun dalam hidupmu. Kembangkan mentalitas sekarat"


"Jangan mengorbankan kebahagiaan 
hanya untuk sebuah pencapaian"


"Tetaplah bersemangat, bergembira dan penuh rasa ingin tahu. Tetaplah fokus pada panggilan hidup mu dan pada melayani orang lain tanpa pamrih. Alam semesta akan mengambil alih yang lainnya. Inilah salah satu hukum alam yang paling benar"


"Tidak ada yang namanya kesalahan-hanya pelajaran. Pandanglah kegagalan sebagai kesempatan untuk pengembangan pribadi dan pertumbuhan spiritual"


"Kualitas hidupmu diukur dari kualitas kontribusi mu"


"Kebahagiaan juga soal pilihan yang kau buat. Kau dapat mengagumi berlian di sepanjang jalan atau dapat terus berlari melewati hari-harimu, mengejar belanga emas ilusi di ujung pelangi yang pada akhirnya akan terungkap bahwa sebenarnya tidak ada. Nikmatilah momen istimewa yang diberikan setiap hari karena hari ini adalah hari yang kau miliki"



-Jakarta, 23 Oktober 2016-

Ditulis saat hujan, di kosan sambil ditemani Indomie dan telur rebus yang dimasak pake magic com, tapi rasanya tetep enak karena aku makannya sambil memandang foto kamu :p Abaikan kalimat terakhir nya.

Sampai berjumpa di tulisan berikutnya!

Read More

Senin, 17 Oktober 2016

Iseng yang Menyenangkan


Pernah ga kamu ngelakuin sesuatu hal yang simple tapi berhasil buat kamu senang bukan kepalang. Senangnya itu kaya chat kamu dibales sama si gebetan atau ditelpon mendadak sama doi? hehe kebayang ga tuh senengnya gimana? :p

Jadi semenjak aku pindah untuk belajar 'mandiri' di Ibukota 2 bulan yang lalu, dan menjadi anak kos. Banyak hal yang aku lakukan agar aku merasa betah di kamar baru (untuk waktu yang cukup lama) dan tidak banyak hal yang berubah dari segala kebiasaan ku di Bandung. Baik dari segi lingkungan, cuaca, kebiasaan, pola pikir dan lainnya. Meski pada faktanya, baru beberapa hari aja banyak hal hal ekstrim yang jauh berbeda dari Bandung (nanti kalo sempat aku tulis ceritanya ya).

Jadi malam itu, iseng gak bisa tidur jadi aku bikin sesuatu di kamar. Bahan nya aku beli sendiri kaya dan beberapa dibawa langsung dari Bandung. Ada 2 stereoform yang isinya:
1. Steoform yang pertama isinya kalender, list anak kos sehat jasmani dan anak kos sehat rohani (judul adalah ide sendiri). Di dalam kolom sehat rohani, ku tuliskan tentang solat 5 waktu, ngaji, dzikir, solat Sunnah, sodakoh, sampai baca buku minimal 2 hari sekali. Emang aku sengaja bawa banyak buku bacaan di Bandung, biar otak aku terus berpikir dan mengasah biar ga tumpul. Lain lagi di kolom anak kos sehat jasmani, disana aku tulis lebih ke aktifitas di pagi hari tepatnya. Bangun pagi, meditasi sebentar, olahraga kecil 10 menit, jangan sampe ketinggalan sarapan mau gimana aku bangun kesiangan sampai list minum air pake jeruk nipis+madu sebagai dopping badan dan obat radang juga hihi. List kaya gini sebagai Self reminder untuk menciptakan habbit baru yang positif. Selain itu, ada juga kalender hasil handmade hehe. Yang bisa aku buat sesuka hati dengan bentuk dan warna warni. Emang udah jadi kebiasaan dari awal kuliah, aku suka bikin agenda setiap satu atau dua minggu ke depan. Misal agenda janji ketemu seseorang atau pergi kemana atau ulang tahun si dia. Apalagi di tambah sekarang jadi anak kos, harus lebih teliti untuk menyalurkan hasrat belanja jangan sampai bablas dan mesinkron-kan kapan harus bayar kosan dan gajihan hehe.






2. Steoform yang kedua beda lagi, isinya kaya list list kecil yang harus dilakukan setiap hari, bedanya list ini ga berurutan kaya sehat jasmani, tetapi sehat rohani sih lebih ke kebiasaan yang dulu sering dilakukan di Bandung jangan sampe kendor. Lebih aku sisi lain Nunga Nungseu. Tulisan ini dibuat lebih colourful sampai my big dream yang belum ter-checklist dari dua dream board yang lalu. Misal, sudahkan bersyukur? Sudahkan mengaji? Sudahkah baca buku? Sampai tagline "hidup sederhana dan bersahaja" hehe. Habis itu wish list tempat wisata di dalam dan luar negeri (tetep ya) and I wanna be travel blogger someday. Yang paling aku suka, ya judul di atasnya "Upgrade Your Self!!" Niatku yaitu terus memperbaiki diri, mengembangkan diri, menambah kualitas diri dan memantaskan diri. Semua dilakukan dengan niat menjadi mukmin nya Allah yang di ridhai dunia dan akhirat aamiin insyaallah :) Steoform kedua ini dibuat lebih berwarna, karna isinya yang bervariatif dari segala aspek dan lebih banyak bentuknya karena memang semua itu ga dalam satu jalur/fase yang sama.








Ngerjain nya kurang lebih 2 jam di kamar kosan, dengan penuh keceriaan dan tanpa merasa lelah sedikit pun. Ditemani lagu favorit di handphone. Kalo bahasa sunda mah namanya 'anteng'. Setelah jadi, dua steteoform tersebut di tempel berdampingan yang di tengahnya adalah kaca. So, ketika sedang ngaca aku jadi ingat list list apa yang mesti aku lakuin. Satu garis lurus. Dan kelihatannya cool dude!!! :) Gak selesai sampai situ, terus pengen dibikin video di upload ke Instagram. Buatlah aku video pake aplikasi klip dan insta shot di hape. Dibuat semalaman sebelum bobo, entah apa yang menjadikan aku sangat bergairah buat itu hihi tapi Alhamdulillah hasilnya lumayan meski jauh sekali dari kata profesional. Video sederhana buatan sendiri yang awalnya iseng (lagi-lagi) berhasil bikin seneng. Aku bisa dibilang gampang dibikin seneng. Hal hal simple dan sederhana, gak perlu yang mahal, prestise, pencapaian atau bahkan hadiah. Cukup menikmati apa yang ada di depan mata, karena aku percaya bahwa kebahagiaan kita yang buat. Bukan dikasih dari orang lain. Bersyukur adalah kunci kebahagiaan :))



Sebenernya kamu bisa ngisi apapun yang kamu mau. Bukan hanya tentang #WishList atau #HabbitList. Setiap orang berhak berekspresi dengan imajinasi nya sendiri. Kreatif yang tidak ada batasnya sekalipun. Yang aku lakukan sekarang dibilang cukup simple. Iseng ga ada kerjaan di kosan eh berhasil buat aku seneng bukan kepalang. "Iseng yang bikin seneng". Kalo kamu, gimana?



Semoga menginspirasi!


Jakarta, 17 Oktober 2016
Read More

Senin, 26 September 2016

#ExploreBandung

WILUJENG TEPANG TAUN BANDUNG!!

Kota masa muda ku. Kota penuh cinta yang erat akan kreatifitas tanpa batasnya. Kota yang warganya selalu heboh kalo PERSIB JUARA karena solidaritas yang cukup tinggi. Kota yang sejuk dan macet kalo pas weekend. Kota yang banyak taman nya. Kota yang memiliki banyak komunitas positif yang mengasah skill, nalar dan sosial. Kota dimana aku jatuh bangun membangun Voyage. Dan Kota yang sudah menjadi saksi akan perubahan caraku berpikir, caraku merasa dan caraku bersikap akan sesuatu selama 5 tahun belakangan ini. Semenjak 2 bulan merantau ke Ibukota, semakin lama aku semakin rindu dengan Bandung dan segala isinya. Lalu tak berlebihan rasanya, jika aku kasih tau kalian betapa indahnya Kota Bandung ku ini. Selain sebagai hadiah untuk Bandung ku (yang sedang ulang tahun) dan juga sebagai ekspresi rindu ku padamu (iya, kamu..) aku bakal kasih tau beberapa tempat wisata yang menjadi icon-nya Bandung, yang bisa kamu datangi saat weekend, yang indah apalagi perginya sama kamu...... #cihuy

1. Taman Hutan Raya atau disingkat TAHURA
Terletak di Dago atas, bisa disebut juga sebagai Taman Hutan Raya Ir. Juanda. Hutan di tengah kota. Hutan nya lumayan besar. Pas masuk, kamu bakalan disuguhi sama pohon pinus yang sangat tinggi dan Armour Caffe yang sekarang lagi nge-hits abis di kalangan anak muda Bandung dan sekitarnya. Di sana, ada beberapa tempat yang bisa kamu kunjungi. Ada Goa Jepang, Goa Belanda, Penangkaran Rusa, sampai Air Terjun Maribaya yang paling ujung yang banyak monyet liarnya. Sayangnya kamu ga bisa berenang disana. Tapi kamu akan melewati jembatan yang dibawahnya terdapat aliran sungai yang cukup deras. Enaknya kalo kesana pagi-pagi sekalian olaharga. Tentunya dengan setelan olaharaga ya Kawan! Jangan takut perihal makanan, kamu di bolehkan membawa makanan dari luar. Kalau gamau ribet, disana juga tersedia warung warung penjual makanan.  Baik makanan berat dan ringan. Soal harga cukup bersahabat. Namun hati-hati, monyet disana suka cepet memangsa jika ada makanan yang tidak dijaga pemiliknya. Oh ya, kalo kamu niat kesana hanya untuk foto dan memandangi alam, kamu bisa kesana sore hari. Pake pakaian kece kamu. Sekarang sekarang ini di hutan pinusnya sudah ada penyedia jasa peminjaman hammock. Buat foto dan update di medsos hihi. Yang foto pra wedding juga banyak. Tiket nya Rp 11.000,- include Tebing Keraton dan Parkir motor Rp 2.000,- atau Mobil Rp 10.000,-

                                    




2. Tebing Keraton
Nah ini nih, favorit aku banget. Tempat wisata ini masih baru dibanding TAHURA. Sekitar 1-2 tahun yang lalu ditemukan (ciyeh emang fosil haha). Awalnya hanya tebing biasa, yang bisa melihat kota Bandung dari atas. Namun sekarang sudah di renovasi dan jadi makin nyaman bagi pengunjung dengan berbagai fasilitas dan penujuk arah. Ada semacam menara nya juga, ga tinggi sih tapi cukup bikin mata sehat melihat pemandangannya. Ada temapat buat camping. Ada juga batu besar, dan pager yang membatasi. Pohon pohon yang dilihat dari atas seperti brokoli warna hijau, tebal dan sejuk. Apalagi saat sunrise, beuh indah bro ditambah kabutnya yang masih ciamik. Gak percaya kalo itu beneran ada di Kota Bandung. Untuk masuk sini, jika kamu sudah bayar tiket masuk TAHURA atau sebaliknya, maka kamu tidak akan dipungut biaya lagi. Tapi akses dari TAHURA ke sini lumayan jauh dengan jalan yang gak mulus. Disarankan bawa motor sendiri. Kalo pun mau jalan, siapin tenaga lebih ya. Disana juga ada penyediaan jasa ojek, tapi harganya bukan main mahalnya. Tapi aku salut buat orang-orang yang pake sepeda sampai sana. Cool dude! Yang ke Bandung, kalo belum sempet ke sini, sangat disayangkan dan silahkan masukkan di list travel kamu! hehe






3. Curug Cimahi Pelangi
Tempat wisata ini memang ga satu kawasan sama dua tempat di atas. Letaknya arah mau ke Lembang dan masuknya bukan ke Kota Bandung, tapi tetep ga kalah juaranya. Di daerah sana memang ada beberapa curug yang fenomenal, yaitu curug pengantin dan curug pelangi salah satunya. Spesialnya, kalo di malem hari si air terjuan nya akan berwarna seperti pelangi. Bukan mistis loh ya, karena disana di pasang lampu lampu kecil yang berubah warna setiap beberapa menit. Untuk turun ke bawah kurang lebih kamu akan dibuat cape menuruni tangga selama 1 jam. Dan cape saat naik tangga ke atas. Tangga nya memang pendek, tapi banyak. Namun pemandangan nya bikin semangat, seriusan! Yang menarik, air terjun itu turun dari air mata kecil yang ada di bawah jalan raya yang sudah kami lewati sesaat sebelum sampai ke tempat wisata sana. Gak habis pikir, kenpa bisa ajdi sebesar dan sederas ini hehe, Belum lagi tanaman hijau yang ada di sekitar sana, suara burung, suara air yang jatuh, suara air terjun, suara air mengalir, ah bikin tenaaaaaangggg :)) Dari air mata kecil, bisa jadi air terjun yang besar. Disana aku menyadari bahwa, hal kecil bisa menjadi hal besar bisa terus dilakukan secara konsisten. Jadi jangan takut melakukan hal kecil untuk mewujudkan hal yang besar. Air nya seger bisa di pake berendem atau berenang, tapi hati-hati di bagian tengah nya cukup dalam saudara-saudara. Air nya jernih, namun kalo kamu datang kesana sesaat setelah atau sedang hujan, air nya menjadi cukup deras dan tidak begitu jernih. Disana juga ada warung yang jualan makanan ringan dan berat. Dijamin curug ini bikin kamu ketagihan hehe.










4. Masjid Raya Bandung
Destinasi terakhir yang aku tulis ini, bukan ber-nuansa alam. Tapi ber-nuansa Bandung banget. Disana menumpuk banyak turin domestik luar Bandung yang ingin atau bahkan antri untuk meng-abadikan foto di museum konferensi Asia-Afrika yang fenomenal. Tatanan taman, museum dan gedung zaman dahulunya menjadi daya tarik tersendiri. Belum lagi, lapangan rumput sintesis yang berada di depan Masjid Raya Bandung atau sering dikenal Alun ALun Bandung menjadi idola liburan keluarga yang murah saat weekend. Ada tempat belanja nya juga serta cemilan seperti sosis bakar, ketan bakar sampai chuankie. Disana memang tidak ada nuansa alam yang mendominasi, namun tangan hasil kreatifitas anak muda Bandung termasuk sang Walikota Kang Emil yang membuat menjadi sangat indah. Disana aku menemukan, bahwa untuk ber-bahagia hanya sesederhana itu kawan! Tak perlu lah kau pergi ke luar negeri, menghabiskan banyak uang dan makanan mahal disana. Lalu semua itu dilakukan hanya untuk melakukan pembuktian kepada orang lain di media sosial. Sudah cukup, dunia tidak perlu melihat segala pembuktian mu dalam menjalani hidup ini. Cukup menikmati sesuatu yang sederhana dengan orang kesayangan seperti keluarga misalnya. Dan penerimaan rasa syukur atas segala yang sudah terjadi :)




Memang masih banyak tempat wisata nan kece di Bandung. Belum lagi taman taman di Kota Bandung yang ga kalah menarik kaya di luar negeri, bukan karna aku pro Bandung loh hehe. Tapi cobain sendiri deh dan nikmatin suasananya. Untuk 4 wisata diatas bisa kamu kunjungi dalam waktu 2 malam 2 hari mu di Bandung. Karena sudah terbukti, aku pernah coba hehe. Selamat menikmati Bandung ku. Jangan lupa tetep jaga kelestarian alam dan wisata disana ya, jangan buang sampah sembarangan dan semoga bertemu jodoh Mojang atau Jajaka Bandung disana hihi :p



Salam rindu dari ku yang beratus km dari mu, Bandung.


Foto: Koleksi pribadi

Jakarta, 26 September 2016

Read More

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.