MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Rabu, 04 Agustus 2021

Makin Tua, Teman Makin Sedikit. Sedang Merasakan?


Satu tahun terakhir, puncaknya pasca operasi Kehamilan Ektopik aku mulai merasa tidak memiliki 'teman'. Ditambah pandemi yang belum selesai juga sehingga mempersulit ruang untuk bertemu dengan orang-orang sekedar menghilangkan penat. Tapi rasanya bukan karena itu saja, umur ku yang makin bertambah menuju angka 30 tahun, membuat aku bersikap "opurtunis" dalam memilih teman. Jelas aku menginginkan teman yang memberikan banyak manfaat, bukan hanya sekedar nongkrong ngopi, ngobrol ngaur-ngidul sana sini. Pernah di suatu obrolan teman-teman lewat zoom, lalu aku melemparkan topik tentang bahasan "agak serius" lalu salah satu temanku respon "duh serius amat sih ngobrolnya.." ya habis itu yaudah deh aku diem aja dan let it flow basa-basi nanya kabar satu sama lain.

Sempet merasa insecure kok sekarang-sekarang aku kayak gak punya temen ya? Padahal saat berusia 25 tahun aku memiliki banyak teman dengan beragam usia, background, dan mereka mudah untuk dihubungi atau sekedar diajak ketemuan mendadak. Aku mulai tuh kontak temen-temen lama, dan atur schedule untuk video call. Hasilnya? Ada yang bisa dan engga, dan banyak juga yang jadi 'orang berbeda' dari yang aku kenal sebelumnya. Atau ada juga yang sibuk sambil urus anak, kan kan aku jadi gak enak ya ngajak ngobrol lama nya. Kesimpulan : Semakin dewasa tiap orang memiliki prioritas hidupnya masing-masing, dan jika kamu sudah tidak termasuk dalam bagian dari prioritas hidup mereka ya legowo jangan baper :D

Sebagian besar teman-temanku sudah menikah dan beberapa sudah memiliki anak, dimana dari sisi waktu dan prioritas jelas berubah. Namun aja juga teman yang selalu ada ketika dihubungi namun sudah tidak satu frekuensi lagi. Entah inginnya ngobrol haha-hihi atau kepo dengan kehidupan pribadi aku "udah isi belum?" yang rutin dilontarkan beberapa bulan sekali. Itu pertanyaan yang cukup sensitif secara personal, next aku tulis dengan judul terpisah ya :) 

Ada juga teman yang kalo diajak ngobrol lebih ke judging hidup aku dan reject ketika aku ajak obrolan dengan topik yang lebih serius. Atau yang lebih parah ngobrol sama orang yang selama obrolan itu aku merasa lebih rendah dari dia. Ada lagi yang kalo tiap ketemu aku jadi overknowing tentang kehidupan temen-temen lama katanya si A udah nikah, si B lagi hamil, si C udah punya anak dan lainnya, padahal ya sengaja aku kurangin overknowing kehidupan orang lain eh dalam 5 menit jadi tau semuanya, padahal sebisa mungkin aku sudah gak main medsos huhu.

Dipikir-pikir niat ingin menghilangkan penat eh malah jadi kena mental duluan. Akhirnya aku 'menarik diri' dari mereka. Seperti selalu ada alasan untuk menolak jika diajak ketemu. Habis gimana ya aku gak mau ngorbanin perasaan sendiri hanya untuk berteman dengan orang-orang tersebut. Aku pun sedang tahap memulihkan mental pasca operasi tahun lalu.

Sempat merasa apa aku salah ya menarik diri dari pertemanan yang sudah ada? Apa aku sendiri yang toxic gak bisa terima perubahan prioritas/pola pikir mereka yang dulu kayanya-asik-banget-kalo diajak ngobrol atau sekedar hang out. Tapi balik lagi, ketenangan mental hanya diri aku sendiri yang tau nyamannya bagaimana dan sama siapa. Sampai saat ini aku masih memiliki beberapa teman yang 'masih nyambung' kalo diajak ngobrol, no judging, no kepo. no camparing dan itu aku bersyukur banget berharap bisa bertahan lama. Aaamiin.

Akhirnya aku stop blaming my self dan stop anggap diriku toxic. Aku punya hak untuk berteman dengan siapa pun yang bisa buat aku jadi orang yang positif, more self love, always grateful dan tanpa tekanan atau merasa sirik dengan cerita kehidupan mereka. Apa itu termasuk egois nan opurtunis? Lalu ketemu lah aku salah satu artikel di tirto yang bahas "Makin Tua Teman Makin Sedikit? Kamu Tak Sendirian". Isi artikel nya relate banget sama aku dan ada quote begini :

Di umur yang bertambah, 

orang akan cenderung lebih oportunis dalam memilih teman


Baca lebih lengkap disini ya https://tirto.id/dmZD :)

Selain itu aku juga menemukan artikel di kumparan yang bahas tentang "Circle Pertemanan Semakin Kecil Tanda Kamu Berada di Fase Kedewasaan" kamu bisa baca lebih lengkap disini 

Ya seneng ya kalo aku merasa lingkar perteman makin sedikit berarti aku sudah berada di fase dewasa, haseeekkk :D

Well dibalik itu semua aku juga bersyukur jadi memiliki waktu lebih banyak dengan diri sendiri. Makin kenal diri sendiri, mencoba kontrol emosi/panik atau cemas berlebih akan satu hal. Jadi kaya solve perasaan sendiri, gak perlu minta bantuan teman untuk jadi pengalihan apa yang sedang aku pikirkan secara tidak wajar. Suami pun bilang katanya sekarang aku udah gak terlalu banyak ngeluh kaya dulu. Aku sekarang merasa mudah untuk mencari kebahagiaan sendiri misal dengan baca buku, meditasi, dengerin lagu kpop atau sekedar nonton mukbang di youtube. Oh iya mungkin quit dari social media juga salah satu kenapa aku merasa teman menghilang satu-persatu, tapi anehnya hati ini terasa lebih nyaman dan tenang :)

Itu aja paling keresahan aku, aku sama suami selalu ngobrol as a friend bahwa meski sudah menikah aku dan dia memiliki kehidupan sebagai diri sendiri sebelum menikah. Misal aku seorang Nunga yang punya teman sebelum kenal dengan dia, pun dia sebaliknya. Menikah bukan berarti hidup aku-untuk-kamu, tapi perihal menambah peran sebagai istri-suami dan kelak ayah-ibu (aamiin). Iya gak sih? Tapi disaat mulai mencari/kontak teman kok mereka jadi ga se-asik dulu sih? hehe ada yang merasa gitu juga sih? Sharing dong!!



Bogor,

Rabu, 4 Agustus 2021

(Sebelumnya ini tersimpan rapih di draf blog, selama 1 tahun lebih)

0 komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik dan sarannya ya agan agan!

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.