MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Selasa, 17 Februari 2015

Hujan dan Koin 500 Rupiah :)

Tak seperti biasanya, hujan sore tadi terasa berbeda.........Sebagian orang mengeluh ketika hujan tiba, menganggap aktivitas dan deadline terganggu oleh turunya air dari langit, namun sebagian lagi merasa bersyukur karena di saat hujan inilah saat yang tepat untuk memanjatkan doa kepada sang Kuasa. Saya? saya tidak mengeluh dan saya juga tidak bersyukur. Saya merasa begitu datar ketika hujan turun sampai akhirnya saya mendapatkan sesuatu.
16 Februari 2015 pukuk 16.00 WIB

Langit kota Bandung mulai mendung dan seperti akan turun hujan yang besar, saya bergegas siap-siap untuk menuju tempat belly dance langganan saya di daerah Ujung Berung (dekat rumah saya). Belly dance biasanya dimulai pukul 16.45 WIB dan saya 'pikir' saya akan datang on time.

Namun manusia hanya bisa berencana dan berwacana. Dalam beberapa menit, hujan turun sangat besar, besar sekali! Sampai sampai solokan yang berada di pinggir jalan kanan kiri mulai meluap, air mulai tergenang dan mengalir deras di jalan Japati sampai Jalan A.H Nasution.

Saya melirik jam tangan di sebelah kanan, sudah pukul 16.30 WIB dan saya masih di lampu merah Cikutra, saya tidak bisa memaksakan diri untuk belly dance, saya beralih destinasi untuk langsung menuju rumah mengganti pakaian dan minum teh hangat. Meski saya mengenakan jas hujan, saat itu saya bawa banyak barang, saya berpikir untuk menyelamatkan barang-barang dibanding saya sendiri. Saya basah kuyup samapi sepatu yang sidah mulai di gennagi oleh air.

Pukul 16.40 WIB saya terjebak macet di dekat Cikadut, dari jauh saya melihat bahwa jalan di depan saya sangat dipenuhi oleh kendaraan baik mobil ataupun motor, tapi anehnya kendaraan di depan saya sama sekali tidak bergerak. Arah jalan saya yang ke arah Ujung Berung sangatlah macet, tetapi sangat kontras dengan arah jalan ke Cikutra yang sangat kosong. Sumber macet tepat sesuai dugaan saya. Namun, banyak motor yang didorong oleh pengemudinya, ada juga motor yang didorong oleh 2 anak muda setelah itu si pengemudi memberikan uang kepada dua anak itu. Ada apa ya di depan sana? Saya mulai gelisah.....

Saya tidak takut dengan macet, macaet adalah hal biasa yang terjadi di Kota Bandung. Namun hujan yang turun dengan deras menyadarkan saya satu hal, bahwa macet didepan karena banjir. Iya, banjir!!

Tanpa pikir panjang saya langsung putar arah dan memilih untuk meneduh di depan ruko yang kosong. Saya harus menyelamatkan barang yang saya bawa!

Hujan tetap turun dengan sangat deras, petir mulai berdatangan. Oh gini ya rasanya berada di luar rumah ketika hujan deras turun, biasanya saya selimutan di kasur yang empuk sambil bermalas-malasan.

Pukul 17.20 WIB hujan sudah tidak sederas tadi, tapi macet di jalanan masih sangat terlihat jelas. Di sbarang tempat saya meneduh ada Mia Ayam Spesial. Dari awal saya berteduh, hati dan otak saya berdebat apa iya tempat itu bisa saya jadikan tempat berteduh sambil makan satu mangkuk mie ayam hangat, memang siang tadi perut saya hanya di isi es cendol pasar baru, namun uang yang ada di dompet saya tersisa Rp 10.500,00 apa cukup ya buat satu mangkuk mie ayam? setelah hati dan otak saya berkecamuk menjadi satu, akhirnya saya memutuskan kesana dengan modal nekad, daripada nunggu hujan sambil berdiri mending menunggu hujan sambil makan mie ayam hangat, lebih efisien dan tidak wasted time! pasti harganya tidak mungkin diatas Rp 10.000,00. Saya kunci ganda motor saya dan bergegas menuju mie ayam spesial yang dari awal sudah menarik perhatian saya.

Tempat itu lumayan besar dan tidak terlalu mewah, seadanya tempat makan di pinggir jalan. Namun ada tulisan besar dan tebal di tembok nya 11.000 zonk!!!

Saya buka dompet saya, berharap saya tadi salah hitung dan menemukan koin 500 rupiah, namun memang sudah ditakdirkan, 500 rupiah yang biasa selalu ada terselip, kali ini mendadak tidak ada. Aku berguman dan tersenyum kecil di hati. "bu ada jeruk panas? pesan itu!" lagi lagi saya memilih sesuatu diluar rencana awal, Mie ayam menjadi jeruk panas.

Jeruk panas harga Rp 4.000,00 itu saya rasa pas di kantong saya. Sebenarnya saya bisa saja meminta potongan 500 rupiah kepada si Ibu, namun saya lebih memilih untuk meminum jeruk panas sambil berdialog dengan diri sendiri "apa maksud Allah dibaik ini semua?"

Uang saya ada di ATM, cuman rasanya enggan mencari ATM dikala hujan seperti ini. Saya jadi mengandai-andai, andai tempat mie ayam spesial ini bisa dibayar dengan debit hehe.

Sambil menyeruput jeruk panas yang rasanya cukup asam, saya merenung. Uang 500 rupiah sungguh sangat berharga, kurang 500 rupiah saya tidak bisa membeli apa yang saya inginkan. Biasanya uang receh seperti 500 rupiah selalu disingkirkan dan dianggap tidak berguna, Namun kali ini saya salah besar!!!!

Oh begini ya rasanya orang yang menahan lapar, tidak bisa memebeli makanan yang diinginkan karena uang nya kurang. Makannya saya sering lihat pengamen atau pengemis yang bersyukur mendapat koin 500 rupiah. Saya tertegun, dan flash back tentang apa yang saya lakukan terhadap koin 500 rupiah.

Fokus saya pada saat itu adalah, Ya Allah pesan yang Kau sampaikan lewat hujan, mie ayam dan koin 500 rupiah itu sangatlah dahsyat. Saya terus merenung sambil memandang jalanan yang masih macet dan hujan. Bersyukur, iya bersyukur atas apa yang saya miliki dari hal yang besar hingga hal yang kecil bahkan bersyukur memiliki koin 500 rupiah.

Saya memutuskan untuk pulang ketika jeruk panas di geas itu sudah habis, waktu menunjukka pukul 17.50 WIB dengan perasaan yang berbeda.

Hati saya bergetar, bergetar luar biasa, Saya tersenyum sangat lebar dan hati saya berbicara terimakasih ya Allah atas maksud luar biasa-Mu ini. Tepat 1 hari sebelum saya berusia 22 tahun, engkau menyadarkan salah satu makhluk nya dengan cerita mie ayam dan koin 500 rupiah. Hadiah luar biasa yang saya terima untuk umur 22 tahun.

Mungkin Allah memberikan sebuah maksud, bahwa saya harsu berubah di awal umur saya 22 tahun ini. Hadiah terindah yang saya rasakan. Terimakasih, terimakasih dan terimakasih! :)

Semoga cerita saya menjadi inspirasi buat orang yang membacanya! Percayalah selalu ada hikmah dan makna atas sesuatu yang terjadi. Coba rasakan dengan hati.


-17 Februari 2015 pukul 03.20 WIB-

0 komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik dan sarannya ya agan agan!

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.