MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Rabu, 03 Mei 2017

Berkenalan Dengan Kata Cukup

Cukup lebih baik cukup,
foto : pinterest

"Cukup" adalah satu kata sederhana yang memiliki arti dalam jika kita mencoba untuk menyelaminya. Terkadang manusia dalam hidupnya dituntut untuk mengejar mimpinya masing-masing. Saat masih kecil, Guru di sekolah selalu mengatakan sebuah kalimat 'gantunglah cita-citamu setinggi langit' dan rasanya kalimat tersebut terpatri dalam otak manusia sedari dini. Sehingga ketika sudah dewasa, timbul lah pola pikir untuk terus mengejar segala keinginan dalam hidup, mengejar dan terus mengejar sampai dapat. Menjadi manusia yang hidup hanya berfokus pada semua harapan dalam hidup. Dan rasa-rasanya sulit untuk berkata 'cukup' pada diri sendiri. Setelah itu timbul lah rasa kecewa teramat dalam yang diakibatkan harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Bukankah harapan dan kecewa berbanding lurus? Makin tinggi harapan seseorang, maka peluang untuk kecewa pun sama tingginya. Saat itu lah moment yang tepat untuk mengajukan pertanyaan "apa sebenarnya tujuan kamu hidup di dunia?"

Pernyataan diatas bukan berarti manusia harus pesimis dan menerima semua dengan rasa pasrah tanpa berusaha sebelumnya. Bukan berarti manusia tidak boleh memiliki harapan dan cita-cita dalam hidupnya. Berkenalan dengan kata cukup mengajarkan untuk merasa cukup dalam banyak hal. Mengajarkan bahwa segala sesuatu milik yang Maha Kuasa. Seperti perasaan, kesehatan, uang, jabatan, materi, alam semesta dan lainnya. Berkenalan dengan kata cukup juga mengajarkan untuk menjauhi salah satu sifat setan yaitu, serakah. Mengajarkan untuk merasa bahagia apapun yang sudah Allah beri untuk kita. Mengajarkan bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa dipaksakan jika memang bukan takdir kita, meskipun kita sudah sangat merasa lelah berusaha dan berdoa. Mengajarkan untuk menerima, menerima dengan hati yang ikhlas.

Berkenalan dengan kata cukup. Ya, kalimat itu terus berulang di kepala ku akhir-akhir ini. Aku wanita yang cukup ambisius dalam mengejar sesuatu, beridealis tinggi dan juga optimis berlebihan dalam segala hal. Ternyata, hidup bukan melulu tentang mengejar. Bukan melulu ingin menjadi yang terbaik dalam segala hal. Bukan melulu untuk menjadi pemenang atau pecundang. Bukan melulu tentang 'membuktikan' siapa ke siapa. Bukan melulu tentang banyak hal yang ingin dipamerkan di media sosial. Dan bukan melulu tentang mengejar hal hal bersifat duniawi sehingga lupa bagaimana cara untuk menikmati hidup. 

Kalo dulu selalu bilang ingin memberikan yang 'terbaik' dalam segala hal, sekarang aku rubah sedikit menjadi ingin 'lebih baik' dalam segala hal. Karena pada akhirnya, mencari atau menjadi yang terbaik itu tidak akan ada habisnya. Rasa ingin menjadi yang terbaik, rasa yang tidak ingin dikalahkan oleh siapapun dan apapun. Harus menjadi terbaik dalam segala hal. Padahal semua memerlukan proses. Memerlukan proses lebih baik, dan lebih baik lagi. Setiap manusia memiliki step yang berbeda untuk 'berproses' menjadi manusia yang seutuhnya, maka menjadi yang terbaik diantaranya sungguh sesuatu yang keliru bukan? Sama seperti dalam mencari pasangan hidup. Salah satu temanku pernah berkata "daripada sibuk mencari pasangan yang lebih baik dari sekarang, kenapa tidak berpikir bagaima caranya menjadi lebih baik bersama?" dan aku setuju. Terus mengupgrade diri, terus belajar, terus memahami, terus berusaha, terus bersyukur dan semua itu bukan untuk menjadi yang terbaik, akan tetapi menjadi pribadi yang lebih baik.

Tulisan ini dibuat dari hasil pemikiran ku akhir-akhir ini. Ditulis bukan maksud untuk menyindir atau mengajak apalagi memaksa kamu untuk berpikiran sama dengan ku, sama sekali bukan. Jika ada yang keliru, mohon di maafkan. Dan jika ada yang ingin sharing hal ini lebih jauh, aku dengan senang hati membahasnya :) 

Terimakasih untuk seseorang yang sudah mengajarkan aku secara tidak langsung untuk berkenalan dengan kata cukup. Mari kita mensyukuri apa yang sudah ada, dan menaruh banyak harapan diatas langit untuk keesokan harinya. Semoga segala keinginan kita di masa depan, Allah ridhai dunia akhirat. Percaya bahwa rahmat Allah selalu datang bagi mereka yang bersyukur. Semoga menginspirasi!


Jakarta, 3 Mei 2017
Pukul 20.52 WIB


Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.