MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Minggu, 12 Juni 2016

Imajinasi Perasaan


"Logika membawa Anda dari A ke B. 
Imajinasi membawa Anda kemana saja" - Albert Einsten

Imajinasi selalu indah, imajinasi meng-asikkan, imajinasi selalu berakhir dengan ending bagaimana pelaku utama menginginkannya. Seperti kata Albert Einsten tadi, imajinasi membawa Anda kemana saja. Apa kamu pernah ber-imajinasi? Atau bahkan imajinasi adalah aktivitas rutin kamu? Bagiku, imajinasi bisa membawa aku menjadi siapapun dan apapun, bahkan menjadi seseorang yang terlihat 'ahli' dalam beberapa hal yang sama sekali aku tidak bisa.

Bagaimana dengan ber-imajinasi terhadap perasaan orang lain pada kamu? Bukan orang lain, akan tetapi orang yang kamu kagumi. Pernah kau merasakannya? Bagaimana rasanya? Menyenangkan kah? Hanya dalam imajinasi saja, rasa riang tak terkendali bisa begitu datang dengan mudahnya. Tapi terasa sulit menjadikan imajinasi sebuah kenyataan yang sungguhan. Apa alam semesta belum mengizinkannya? Lalu bolehkan aku terbelenggu dengan imajinasi yang sungguh menyenangkan hati (sesaat) selamanya?

Perasaan bisa timbul begitu saja. tanpa alasan dan tanpa tanda-tanda sebelumnya. Rasa itu muncul, tanpa menanyakan terlebih dahulu apakah orang itu sudah siap menerima nya atau belum. Ah kau wahai perasaan begitu egois! Lalu lambat laun, aku coba menerima perasaan itu. Menerima dan 'menikmatinya'. Tetapi hanya untuk menikmatinya saja, aku masih perlu melewati tahap perjuangan. Bagaimana bisa hal yang sudah kamu terima (dengan susah payah tanpa persetujuan sebelumnya) lalu kamu 'dipaksa' untuk menikmati, akan tetapi ada 'perjuangannya' didalamnya. Pelik memang atau aku sendiri yang membuatnya cukup pelik?

Katanya perasaan itu adalah sebuah anugerah. Tergantung kamu mau memilih menyatakannya atau memendamnya. Perasaan tidak bisa disalahkan. Karena perasaan datang tanpa berhak kamu putuskan kepada hati siapa dia akan berlabuh. Perasaan yang melebihi dari rasa suka dan kagum yang sudah terlalu overdosis, disertai dengan perasaan lainnya atau perilaku yang tak biasa. Seperti kata Boy Chandra dalam bukunya yang berjudul 'Catatan Pendek Untuk Cinta yang Panjang' berbunyi seperti ini :

"Karena aku percaya saat mencintai, 
kita hanya perlu memberi hati, 
tanpa perlu berharap lebih dari apa yang kita beri"


Kamu tau lagu Payung Teduh yang judulnya 'Mari Bercerita'? Seperti itulah kondisinya 'sesungguhnya berbicara denganmu tentang segala hal yang bukan tentang kita, selalu bisa membuat semua lebih bersahaja'. Iya benar sungguh sangat bersahaja. Kalimat bahkan segala pemikiranmu telah berhasil membuatku menyerah untuk mengendalikan perasaan aneh ini.

Lalu, bolehkah mulai hari ini aku memilih untuk menikmati perasaan melalui imajinasi? Karna nyatanya, aku tidak mampu membawa imajinasi pada logika apalagi kenyataan. Apa karna persoalan gender? Apa karna aku wanita sehingga ada 'batasan batasan' di dalamnya? Makin terus dipikirkan, di observasi, di rasakan dan berujung (pada akhirnya) di jalani ternyata cukup berhasil membuat aku kebingungan. Ketakutan melakukan kesalahan terhadap seseorang yang disuka. Pada akhirnya aku hanya bisa berjuang dalam 'diam'. Lalu berjuang dalam doa. Dan ber-pasrah...kalau jodoh tidak akan kemana dan akan segera dekat atau di dekatkan oleh Allah SWT. Aamiin.

Tulisan edisi hampir galau, tapi belum sampe batas limit ke-galau-an kok!

0 komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik dan sarannya ya agan agan!

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.